kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pakai Sinovac, China menghadapi ancaman terbesar dari varian baru Omicron


Sabtu, 18 Desember 2021 / 04:30 WIB
Pakai Sinovac, China menghadapi ancaman terbesar dari varian baru Omicron


Sumber: The Straits Times | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

The Straits Times memberitakan, Pemerintah China telah memberikan 2,6 miliar suntikan vaksin Covid-19 dalam negeri - banyak di antaranya dari Sinovac - kepada 1,4 miliar penduduknya. Akan tetapi, kini China menghadapi prospek harus mengembangkan vaksin baru dan meluncurkannya lagi sebelum dapat beralih dari sikap isolasionis saat ini.

Di antara negara-negara lain yang menggunakan vaksin dari Sinovac, gelombang infeksi sebelumnya akan memberikan kekebalan alami yang akan membantu memastikan "tidak ada dampak besar" dari Omicron, kata profesor epidemiologi Benjamin Cowling dari Universitas Hong Kong.

Tetapi populasi di China daratan dan Hong Kong tidak pernah mengalami infeksi skala besar sebelumnya, sehingga membuat mereka rentan.

Baca Juga: Paxlovid diklaim efektif melawan Covid-19 varian Omicron

"Pihak berwenang China telah bekerja keras untuk mendapatkan tingkat vaksinasi yang tinggi di seluruh negeri, tetapi mutabilitas virus berarti bahwa dampak dari upaya tersebut telah berkurang secara signifikan," kata Associate Professor Nicholas Thomas dari City University of Hong Kong, yang telah mengedit beberapa buku tentang kebijakan luar negeri dan kesehatan masyarakat.

"Tantangan ganda" yang sekarang dihadapi China adalah bagaimana memastikan bahwa populasinya kembali terlindungi dari Omicron dan setiap mutasi di masa depan, ditambah mengelola arus barang dan orang melintasi perbatasan ketika seluruh dunia bergerak untuk hidup dengan virus, katanya. 

China telah mendeteksi dua kasus Omicron sejauh ini yang ditemukan pada pelancong yang kembali, dengan salah satunya ditemukan lebih dari dua minggu setelah ia memasuki negara itu.

Sinovac Biotech mengatakan pekan lalu, pihaknya tengah mempelajari bagaimana vaksinnya bertahan terhadap Omicron tetapi tidak memberikan batas waktu untuk merilis hasil. Perusahaan yang berbasis di Beijing itu tidak segera menjawab permintaan komentar atas temuan Universitas Hong Kong.

Para ilmuwan juga menyarankan anggota masyarakat untuk mendapatkan dosis vaksin ketiga sesegera mungkin, sambil menunggu suntikan generasi berikutnya.

Tetapi apakah dosis ketiga dari vaksin Sinovac saat ini akan meningkatkan respons antibodi penetralisir terhadap varian Omicron masih harus ditentukan, kata mereka.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×