kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Pakar: Istilah virus China oleh Trump memprovokasi sentimen anti-Asia


Senin, 23 Maret 2020 / 14:55 WIB
Pakar: Istilah virus China oleh Trump memprovokasi sentimen anti-Asia
ILUSTRASI. Presiden AS Donald Trump. REUTERS/Yuri Gripas


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Ketika virus corona terus menyebar di Amerika Serikat, pemerintahan Trump menerima kritikan dari beberapa pejabat kesehatan masyarakat, politisi dan warga Asia-Amerika karena menyebut penyakit itu "virus China".

Melansir The Star, ini merupakan sebuah istilah yang menurut para ahli tidak akurat dan telah menyebabkan peningkatan insiden serangan rasis terhadap orang-orang Asia dari berbagai etnis.

"Presiden Amerika Serikat, dan pejabat Gedung Putih lainnya, menggunakan istilah 'virus China', atau 'Kung-Flu', atau 'virus Wuhan', kami percaya menghasut dan memprovokasi sentimen anti-Asia ini dan benar-benar bertanggung jawab dalam munculnya aksi kekerasan tersebut," kata Cynthia Choi, direktur eksekutif China untuk Affirmative Action, sebuah organisasi hak-hak sipil berbasis komunitas di San Francisco seperti yang dikutip The Star.

Baca Juga: Makin turun, kasus baru virus corona di China kini semuanya impor

"Dia menolak untuk menyebutnya dengan nama medis yang benar, yaitu COVID-19, atau virus corona. Dia menolak untuk melakukan itu, bahkan setelah diperingatkan bahwa hal ini membahayakan bagi kehidupan orang-orang Asia-Amerika," katanya. 

Data yang dihimpun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan, pada hari Minggu, sudah ada 201 kematian dan lebih dari 15.200 kasus di AS.

Menanggapi pelecehan yang semakin sering terjadi akibat virus corona, Choi  bersama dengan Dewan Perencanaan & Kebijakan Asia Pasifik dan Departemen Studi Amerika Asia di Universitas Negeri San Francisco, telah merilis pusat pelaporan untuk melacak kasus-kasus diskriminasi terhadap warga Amerika keturunan Asia dan Pasifik di seluruh negeri.

Baca Juga: Rand Paul menjadi senator AS pertama yang dinyatakan positif terinfeksi virus corona

Pusat pengaduan ini dibuka pada hari Kamis. Pada hari Jumat, pusat aduan ini telah menerima 60 laporan kasus dari anggota masyarakat.

Salah satu kasus melibatkan seorang bocah lelaki Asia-Amerika berusia 12 tahun di San Fernando Valley di Los Angeles, yang dipukuli habis-habisan oleh teman-teman sekolah menengahnya sehingga ia harus dilarikan ke ruang gawat darurat rumah sakit.

Kasus lain terjadi hanya beberapa hari yang lalu. Seorang wanita China mendapati dirinya didatangi di jalan oleh orang asing yang mengutuknya dan menyalahkannya karena membawa virus corona ke AS.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×