Sumber: Express.co.uk | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Seorang pakar sosiolog mengatakan, Presiden AS Joe Biden tidak cukup jantan untuk melawan China di tengah meningkatnya ketegangan antara Beijing dan Washington.
Melansir Express.co.uk, pada hari-hari pertamanya di Gedung Putih, Presiden Joe Biden telah membatalkan banyak undang-undang yang diberlakukan oleh pendahulunya Donald Trump. Sedangkan di bawah pemerintahan Trump, Partai Republik memberlakukan tarif impor yang lumayan pada barang-barang China, yang berujung pada meningkatnya ketegangan antara AS dengan China.
Biden berjanji untuk mengakhiri pendekatan "isolasionis" Trump ke Beijing, tetapi juga mengatakan AS harus tetap "tangguh dengan China".
Demokrat juga menuduh Beijing melakukan pencurian kekayaan intelektual dan mengatakan dia menginginkan strategi diplomatik terpadu untuk menekan negara komunis itu.
Baca Juga: China beri peringatan, AS kirim 4 pembom B-52H ke Pulau Guam Pasifik
Biden juga berencana untuk meningkatkan kritik atas perlakuannya terhadap Muslim Uighur, yang telah memicu kemarahan di negara Komunis tersebut.
Minggu ini, Presiden China Xi Jinping memperingatkan Washington agar tidak memulai "Perang Dingin baru" dan mengatakan kepada Biden untuk meninggalkan retorika anti-China yang digunakan oleh pendahulunya.
Baca Juga: Kawasan Indo-Pasifik bakal memanas, AS kerahkan 4 pembom B-52H ke Pulau Guam