Sumber: South China Morning Post,Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Dalam beberapa bulan terakhir, situasi di Laut China Selatan terus memanas. Menurut pakar keamanan regional China, Beijing perlu menilai kembali strateginya di Laut China Selatan karena hubungan dengan Washington sudah rusak parah dan jalur air yang disengketakan kemungkinan akan menjadi titik nyala dan kritis.
Melansir South China Morning Post, menurut Chen Xiangmiao, seorang peneliti asosiasi dengan National Institute for South China, saat penentu kebijakan akan mencari skenario yang berbeda untuk pertikaian yang berlarut-larut antara kedua negara adidaya di kawasan itu, mengelola ketegangan dengan tetangga-tetangga Asia Tenggara adalah tugas utama bagi Beijing.
"Jika ada bentrokan maritim dengan Vietnam, Malaysia atau Filipina, AS akan memiliki alasan untuk turun tangan, dan itu dapat memicu konflik militer langsung antara China dan AS," kata Chen.
Baca Juga: China tak gentar dengan sanksi apa pun dari AS terkait Laut China Selatan
Dia menambahkan, "(Tapi) selama negara saingan dapat menahan diri dan tidak memihak China dan AS, saya pikir risiko konflik dapat tetap terkendali."
Masih mengutip South China Morning Post, penilaian Chen dilakukan ketika Washington mempertegas sikapnya atas Laut China Selatan, sehingga meningkatkan kekhawatiran tentang kemungkinan konflik militer antara Beijing dan Washington. Apalagi sebelumnya, kedua belah pihak sudah berselisih mengenai berbagai masalah mulai dari perdagangan hingga hak asasi manusia dan Hong Kong.
Baca Juga: Dukung China soal Laut China Selatan, Korut: Menlu AS bikin pernyataan sembrono
Mengingatkan saja, pada hari Senin (13/7/2020), Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan, China tidak menunjukkan dasar hukum yang komprehensif untuk ambisinya di Laut China Selatan dan selama bertahun-tahun telah menggunakan intimidasi terhadap negara-negara pantai Asia Selatan lainnya.
Baca Juga: Kian memanas, AS bisa jatuhkan sanksi atas pemaksaan Tiongkok di Laut China Selatan
"Kami memperjelas: Klaim Beijing atas sumber daya lepas pantai di sebagian besar Laut China Selatan sepenuhnya melanggar hukum, seperti kampanye penindasan untuk mengendalikan mereka," kata Pompeo seperti yang dikutip Reuters.
Baca Juga: Unggah foto anjing dan Winnie the Pooh, Menlu AS dituding mengejek Xi Jinping
Sementara, China mengatakan pihaknya tidak berniat mengubah Laut China Selatan menjadi kerajaan maritim dan mendesak Amerika Serikat untuk berhenti mengobarkan perpecahan antara China dan negara-negara tetangganya di Asia Tenggara.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan upaya Washington untuk menabur perselisihan antara Beijing dan negara-negara Asia Tenggara akan gagal.
Baca Juga: AS ancam jatuhkan sanksi terkait Laut China Selatan, begini reaksi Beijing
Lijian juga membalas pernyataan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dengan menggambarkan pernyataannya sebagai sebuah tuduhan yang tidak berdasar.
Chen menambahkan, “Kami dulu mengatakan bahwa masalah Laut China Selatan dapat mempengaruhi hubungan Sino-AS secara keseluruhan. Tetapi sekarang masalah Laut China Selatan telah menjadi (bagian dari) strategi komprehensif Washington untuk mengendalikan Tiongkok. China perlu memeriksa hubungan antara masalah Laut China Selatan dan hubungan Sino-AS secara keseluruhan."
“Apakah pisahnya hubungan decoupling (antara China dan AS) mungkin? Penilaian saya adalah bahwa hal itu tidak mungkin. Tetapi jika hubungan antara China dan AS terus memburuk, maka masalah Laut Cina Selatan bisa menjadi titik kritis yang mengarah pada bentrokan militer," paparnya.