Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Riyadh dan Islamabad resmi menandatangani “Strategic Mutual Defense Agreement” pada Rabu lalu.
Perjanjian ini dinilai menggabungkan kekuatan finansial Saudi Arabia dengan militer raksasa Pakistan yang bersenjata nuklir, sehingga berpotensi mengubah peta keamanan kawasan Timur Tengah.
Meskipun detail resmi belum banyak diungkap, analis menilai pakta tersebut dapat dianggap sebagai langkah strategis Riyadh untuk memperoleh perlindungan nuklir de facto di tengah meningkatnya ketegangan dengan Israel.
Dimensi Nuklir dalam Pakta
Pakistan adalah satu-satunya negara Muslim dengan senjata nuklir, sementara doktrin resmi Islamabad menegaskan arsenal tersebut hanya ditujukan untuk menghadapi India.
Baca Juga: PDB Arab Saudi Melesat 3,9% Kuartal II 2025: Bukan Minyak, Tapi Ini!
Namun, beberapa pejabat Saudi memberi isyarat lain. Seorang pejabat senior kepada Reuters menyebut bahwa perjanjian ini adalah “kesepakatan pertahanan komprehensif yang mencakup semua sarana militer,” memunculkan spekulasi apakah “payung nuklir Pakistan” kini juga melindungi Riyadh.
Menteri Pertahanan Pakistan, Khawaja Muhammad Asif, menegaskan nuklir “tidak ada dalam radar” perjanjian ini. Namun, ia menambahkan pakta tersebut bisa diperluas untuk mencakup negara-negara Teluk lainnya.
Israel dan Iran dalam Fokus
Israel, yang secara luas diyakini sebagai satu-satunya negara nuklir di Timur Tengah, diperkirakan akan mengawasi situasi ini dengan cermat. Keprihatinan Israel kian besar pascaserangan militernya ke Qatar pekan lalu, yang oleh negara-negara Teluk dianggap sebagai ancaman langsung.
Saudi juga telah menyatakan bahwa jika Iran memiliki senjata nuklir, Riyadh akan mengikuti langkah serupa. Hal ini membuat pakta dengan Pakistan dipandang sebagai pengisi kesenjangan strategis terhadap Israel dan Iran.
Baca Juga: Arab Saudi Bukan di Posisi 1, Ini 10 Negara dengan Ekonomi Islam Terkuat Dunia 2025
Menurut Hasan Alhasan, peneliti senior di International Institute for Strategic Studies, langkah Saudi mencerminkan berkurangnya kepercayaan pada payung keamanan Amerika Serikat. Riyadh tampaknya ingin mencari opsi alternatif setelah melihat keterbatasan perlindungan eksternal, terutama dari Washington.
Implikasi bagi India dan Kawasan
India—musuh lama Pakistan—mengaku akan mempelajari implikasi pakta ini terhadap keamanan nasional dan stabilitas regional.
Pakistan sendiri menghadapi tantangan berat menandingi anggaran pertahanan India yang tujuh kali lebih besar. Suntikan dana dari Riyadh dapat memperkuat posisi Islamabad, sekaligus mengubah keseimbangan kekuatan Asia Selatan.
Bagi Pakistan, masuknya secara lebih dalam ke Timur Tengah memperluas proyeksi kekuatan sekaligus membuka peluang penguatan ekonomi melalui investasi Saudi.
Bagi Riyadh, pakta ini adalah langkah strategis untuk menghadapi ancaman dari Israel maupun Iran, sembari menegaskan kemandirian pertahanan di luar bayang-bayang AS.