kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.855   57,00   0,36%
  • IDX 7.134   -26,98   -0,38%
  • KOMPAS100 1.094   -0,62   -0,06%
  • LQ45 868   -3,96   -0,45%
  • ISSI 217   0,66   0,31%
  • IDX30 444   -2,90   -0,65%
  • IDXHIDIV20 536   -4,36   -0,81%
  • IDX80 126   -0,06   -0,05%
  • IDXV30 134   -2,14   -1,58%
  • IDXQ30 148   -1,23   -0,83%

Palsukan Sertifikat Vaksin Covid-19, Dokter di Malaysia Ditangkap


Rabu, 12 Januari 2022 / 08:18 WIB
Palsukan Sertifikat Vaksin Covid-19, Dokter di Malaysia Ditangkap
ILUSTRASI. Polisi Malaysia, telah menangkap seorang dokter klinik swasta yang diduga menerbitkan sertifikat vaksinasi COVID-19 palsu. REUTERS/Lim Huey Teng


Sumber: Channel News Asia | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - KUALA TERENGGANU. Polisi di negara bagian Terengganu, Malaysia, telah menangkap seorang dokter klinik swasta yang diduga menerbitkan sertifikat vaksinasi COVID-19 palsu.

Pria berusia 51 tahun itu dijemput di kliniknya pada Sabtu (8/1/2022) setelah mendapat pengaduan dari anggota masyarakat.

“Penyelidikan awal mengungkapkan bahwa total 1.900 orang ditemukan berurusan dengan klinik ini (untuk tujuan vaksinasi) dan dari jumlah itu, kami masih menyelidiki berapa banyak yang tidak mendapatkan suntikan tetapi mendapat sertifikat vaksinasi palsu,” kata Kapolsek Terengganu Rohaimi Md Isa seperti yang dikutip dari Channel News Asia.

"Diketahui, mereka yang ingin mendapatkan sertifikat vaksinasi palsu ini harus membayar antara RM 400 dan RM 600 (Rp 1.300.000 dan Rp 2.000.000) dibandingkan dengan harga sebenarnya RM 300 untuk suntikan," katanya kepada wartawan.

Baca Juga: Malaysia Menyetujui Vaksin COVID-19 Pfizer untuk Anak-Anak Berusia 5-11 tahun

Dokter dikatakan telah menggunakan agen yang diberi komisi RM 50 untuk mempromosikan jasanya.

Pihak berwenang yakin ada juga orang dari luar Terengganu yang mengunjungi dokter untuk mendapatkan sertifikat vaksinasi palsu.

"Sebagian besar pelanggan berurusan dengan dokter secara online, jadi kami akan mencoba mendapatkan informasi dari email di laptop yang juga disita dari klinik," kata Kapolres.

Baca Juga: Tambahan 3 Kasus Omicron dari Pekerja Migran Indonesia di Kongo dan Malaysia

Rohaimi mengatakan, dokter diyakini mengeluarkan sertifikat sendirian di ruang perawatan tanpa bantuan staf klinik lainnya.

"Meskipun dokter mengaku anti-vaxxer, dia sudah menerima suntikan vaksin, mungkin karena pekerjaannya," katanya.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×