Sumber: Yonhap,Yonhap | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Korea Utara akan menggelar parade militer besar-besaran pada Sabtu pekan ini. Ada kemungkinan, Korea Utara akan memamerkan senjata strategis yang baru dikembangkan, seperti rudal balistik antarbenua (ICBM).
Parade militer ini digelar Korea Utara dalam upaya memperkuat persatuan internal di tengah kesulitan ekonomi.
Senjata baru lain yang akan dipamerkan Korea Utara adalah kendaraan peluncur transporter erector dan rudal balistik yang diluncurkan oleh kapal selam (SLBM). Pawai tersebut diperkirakan berlangsung Sabtu pekan ini untuk menandai peringatan 75 tahun Partai Buruh yang berkuasa.
"Korea Utara diperkirakan akan menggelar parade militer skala besar dan acara lainnya untuk menandai ulang tahun ke-75 berdirinya partai pekan ini dalam upaya untuk mengkonsolidasikan persatuan dan dekat di belakang partai," sebut Kementerian Unifikasi Korea Selatan seperti dikutip Yonhap.
Baca Juga: Kim Jong Un perintahkan pertempuran untuk dongkrak ekonomi Korea Utara
"Ada kemungkinan Korea Utara akan mengungkap senjata strategis baru, seperti rudal balistik antarbenua baru atau rudal balistik yang diluncurkan oleh kapal selam, untuk menarik perhatian pada saat pencapaian ekonominya lamban," tambah kementerian tersebut.
Korea Utara cenderung menandai setiap ulang tahun kelima atau ke-10 dengan peristiwa berskala lebih besar, seperti provokasi militer, termasuk peluncuran rudal, atau parade pasukan, senjata strategis yang baru dikembangkan, dan perangkat keras militer lainnya.
Tahun ini menarik perhatian, ketika Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengatakan dalam pesan Tahun Barunya bahwa dia akan segera memamerkan senjata strategis baru sebagai ungkapan frustrasi atas sedikitnya kemajuan dalam negosiasi denuklirisasi dengan Amerika Serikat (AS).
Hubungan antar-Korea juga mengalami kebuntuan, dan hubungan memburuk baru-baru ini setelah Korea Utara meledakkan kantor penghubung di kota perbatasan Kaesong. Korea Utara juga berjanji memutuskan semua jalur komunikasi lintas batas pada bulan Juni lalu karena kemarahan atas selebaran anti-Pyongyang yang dikirim dari Selatan.
Baca Juga: Demi hal ini, Kim Jong Un instruksikan "perang" 80 hari