Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - BANGKOK. Panglima militer Thailand yang baru berjanji untuk mengikuti pendahulunya, yang telah mengambil tindakan keras terhadap kelompok anti-pemerintah. Dan, dia menekankan pentingnya melindungi monarki.
Penunjukan Jenderal Narongpan Jittkaewtae, dalam perombakan militer tahunan, berlangsung saat militer dan Kerajaan Thailand yang didominasi orang-orang istana menghadapi tantangan lebih dari dua bulan protes anti-pemerintah.
Narongpan tidak menyebut secara spesifik para pengunjuk rasa. Yang jelas, beberapa di antara demonstran menyerukan reformasi untuk mengekang kekuasaan monarki Raja Maha Vajiralongkorn.
“Saya berjanji kepada Anda semua bahwa saya akan melanjutkan kewajiban, tanggungjawab, kebijakan, dan ideologi panglima militer, Jenderal Apirat Kongsompong, dengan kemampuan saya sepenuhnya,” kata Narongpan dalam sebuah upacara militer, Selasa (29/9), seperti dikutip Reuters.
Baca Juga: Melanggar tabu, rakyat Thailand semakin berani menantang Raja, apa pemicunya?
Apirat, yang pindah ke posisi senior di rumahtangga Kerajaan Thailand, blak-blakan mengkritik tokoh oposisi, akademisi, dan politisi sebagai potensi ancaman terhadap keamanan nasional.
"Saya akan melindungi dan mengembangkan militer agar berdiri sebagai institusi kunci keamanan yang menopang bangsa dan takhta," tegas Narongpan, yang secara resmi akan menduduki jabatan barunya pada 1 Oktober nanti.
Militer jadi perhatian di Thailand. Sebab, militer telah mengambil alih kekuasaan 13 kali sejak berakhirnya monarki absolut pada 1932 silam.
Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha pertama kali merebut kekuasaan dalam kudeta tahun 2014. Sementara Narongpan, 57 tahun, adalah anggota pasukan Pengawal Raja Vajiralongkorn.