kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.326.000 1,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Para pejabat tinggi India bersedia potong gaji 30%, melawan Covid-19


Selasa, 07 April 2020 / 06:10 WIB
Para pejabat tinggi India bersedia potong gaji 30%, melawan Covid-19
Perdana Menteri Narendra Modi. REUTERS.


Reporter: Hasbi Maulana | Editor: Hasbi Maulana

KONTAN.CO.ID - NEW DELHI. Perdana Menteri India Narendra Modi dan tokoh-tokoh pemerintah lainnya bersedia mengalami pemotongan gaji sebesar 30% tahun ini.

Reuters menulis, Menteri Informasi dan Penyiaran India Prakash Javadekar mengungkapkan kebijakan itu kepada wartawan, Senin (6/4).

Baca Juga: PM Inggris dipindahkan ke perawatan intensif, begini reaksi dunia

Kabinet pemerintah India setuju gaji PM Modi, Presiden Ram Nath Kovind, gubernur negara bagian, dan anggota parlemen dipotong sebesar 30%, sebagai bagian dari tanggung jawab sosial mereka, ujar Prakash Javadekar. 

Dikutip dari CCTV, sebelum pengumuman itu pemerintah India mengadakan pertemuan kabinet untuk membahas situasi epidemi saat ini. Perdana Menteri India Modi, menteri kabinet, serta politisi lain menghadiri pertemuan tersebut. 

Baca Juga: Waspada! Pemerintah bilang, 70% orang positif virus corona tanpa gejala

Usai rapat kabinet, kebijakan pemotongan gaji itu diumumkan. Dana hasil pemotongan gaji akan digunakan untuk melawan epidemi Covid-19.

Prakash Jawadkar mengatakan bahwa resolusi ini disetujui secara sukarela dan dengan suara bulat disahkan oleh para anggota kabinet.

Sebelumnya, toritas di sejumlah negara bagian India memperingatkan bahwa lockdown untuk menahan penyebaran pandemi virus corona bisa diperpanjang di sejumlah bagian setelah kasus domestik melonjak di atas 3.000 kasus.

Perdana Menteri India Narendra Modi memerintahkan lockdown tiga pekan di India sejak 24 Maret lalu. Langkah ini untuk menghentikan penyebaran infeksi virus corona di negara dengan penduduk 1,3 miliar jiwa.

Tapi, lockdown terbesar dunia ini menimbulkan kehilangan pekerjaan jutaan orang. Lockdown juga memaksa pekerja migran untuk kabur dari kota ke desa mereka untuk mendapatkan pangan dan tempat tinggal.

Baca Juga: Jumlah WNI positif virus corona di luar negeri berambah 13 jadi 2014 hingga hari ini

India mencatat 3.072 kasus virus corona dengan 75 orang meninggal. Negara bagian Maharashtra yang meliputi pusat finansial Mumbai, mencatat 537 kasus virus corona terkonfirmasi dan 26 orang meninggal.

Baca Juga: 10 penyakit paling mematikan di dunia versi WHO, Covid-19 bukan salah satunya (1-5)

"Jika warga tidak mematuhi aturan dengan serius dan kasus terus meningkat, maka mungkin tidak ada pilihan selain memperpanjang lockdown," kata Rajesh Tope, Menteri Kesehatan Negara Bagian Maharastra kepada Reuters. Dia menambahkan bahwa lockdown bisa diperpanjang di Mumbai dan area urban Maharashtra selama dua pekan.

Otoritas telah menyiapkan lebih dari 200 zona penahanan dan menyegel kompleks bangunan dan jalan-jalan di Mumbai tempat kasus diidentifikasi.

Baca Juga: Kasus infeksi corona di Singapura naik dari 100 menjadi 1.000 dalam sebulan

Pemerintah pusat India meninjau kebijakan lockdown yang berakhir 14 April ini. Tiga pejabat senior mengatakan bahwa penilaian ini akan tergantung pada situasi tiap negara bagian. Lockdown dan pembatasan akan diperpanjang di distrik-distrik yang memiliki kasus yang terus meningkat.

Baca Juga: Nadia, harimau Melayu di Kebun Binatang Bronx New York dinyatakan positif corona

Transportasi publik di kota-kota besar seperti Mumbai, Bengaluru, dan Delhi kemungkinan dipulihkan secara bertahap beberapa hari setelah lockdown berakhir.

Dalam pertemuan dengan para menteri pada Sabut (4/4), Modi meninjau kesiapan rumahsakit dan fasilitas karantina. Dia pun mengarahkan para pejabat untuk memastikan ketersediaan peralatan perlindungan medis yang memadai.




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×