Sumber: Finbold News | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar aset kripto kembali mengalami tekanan besar pada pertengahan pekan ini. Dalam kurun waktu kurang dari 24 jam, nilai total kapitalisasi pasar kripto global menyusut sekitar US$110 miliar, atau setara Rp1.826 triliun, mencerminkan koreksi tajam yang mengguncang pasar.
Berdasarkan data CoinMarketCap yang dikutip oleh Finbold, total kapitalisasi pasar kripto global turun dari US$3,86 triliun (sekitar Rp64.076 triliun) pada 15 Oktober (pukul 12:00 UTC) menjadi US$3,75 triliun (sekitar Rp62.250 triliun) pada 16 Oktober (pukul 03:00 UTC).
Bitcoin Jadi Korban Terbesar
Sebagai aset utama pasar, Bitcoin (BTC) mencatat kerugian paling besar secara nilai.
Harga BTC merosot dari sekitar US$113.330 (sekitar Rp1,88 miliar per BTC) ke US$109.819 (sekitar Rp1,82 miliar per BTC), menghapus sekitar US$54 miliar atau Rp896 triliun dari kapitalisasi pasarnya — turun dari US$2,24 triliun (Rp37.184 triliun) menjadi US$2,19 triliun (Rp36.354 triliun) dalam periode yang sama.
Baca Juga: Menakar Potensi Industri Kripto dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Digital
Meski sempat pulih sebagian, Bitcoin diperdagangkan di level US$111.238 (sekitar Rp1,85 miliar) pada saat artikel ini ditulis, masih melemah 0,78% dalam 24 jam terakhir.
Altcoin Turut Tertekan
Penurunan harga tidak hanya terjadi pada Bitcoin. Hampir seluruh 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar juga berada di zona merah.
-
Solana (SOL) turun hampir 3,5%,
-
Cardano (ADA) melemah 2,2%,
-
Ethereum (ETH) dan XRP masing-masing turun 1% dan 1,75%.
Satu-satunya pengecualian adalah Tron (TRX), yang justru mencatat kenaikan 1,5% dalam 24 jam terakhir.
Kinerja XRP menjadi perhatian tersendiri di tengah tren negatif ini. Para analis memperingatkan potensi penurunan lebih dalam menuju level US$2 (sekitar Rp33.200), menyusul aksi jual besar-besaran sepanjang pekan yang menghapus miliaran dolar dari nilai pasarnya.
Sentimen Pasar Berubah Drastis ke Arah Negatif
Perubahan suasana hati investor tampak jelas pada Crypto Fear & Greed Index, yang anjlok dari level “Greed” di angka 71 pada Jumat lalu menjadi “Fear” di angka 32 saat berita ini ditulis.
Baca Juga: XRP Kembali Tertekan, Analis Peringatkan Potensi Penurunan Menuju US$2
Tingkat ketakutan ini sebanding dengan kondisi pada April lalu, ketika harga Bitcoin sempat merosot hingga US$74.000 (sekitar Rp1,23 miliar).
Kepanikan di pasar juga diperparah oleh aktivitas mencurigakan dari dompet Bitcoin yang lama tidak aktif. Wallet tersebut memindahkan 2.000 BTC senilai sekitar US$222 juta (Rp3,69 triliun) ke 51 alamat baru pada Kamis (16/10).
Langkah ini memicu spekulasi di kalangan trader terkait potensi pergerakan besar berikutnya.
Selain itu, ETF Bitcoin spot di Amerika Serikat mencatat arus keluar (outflow) sebesar US$94 juta (Rp1,56 triliun) pada Rabu, menekan total net inflow menjadi US$62,45 miliar (Rp1.036 triliun).