Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pertumbuhan lapangan kerja di Amerika Serikat pada bulan Desember melebihi ekspektasi, sementara upah juga meningkat secara signifikan. Hal ini menimbulkan keraguan terhadap harapan pasar keuangan yang memprediksi Federal Reserve akan memotong suku bunga pada bulan Maret.
Menurut laporan ketenagakerjaan yang dikeluarkan oleh Biro Statistik Tenaga Kerja Departemen Tenaga Kerja AS pada hari Jumat, perusahaan-perusahaan di AS menambahkan 216.000 pekerjaan pada bulan Desember.
Data bulan November direvisi ke bawah, menunjukkan peningkatan pekerjaan sebanyak 173.000, dibandingkan dengan laporan sebelumnya yang menyebutkan 199.000.
Para ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan penambahan pekerjaan sebanyak 170.000. Pada tahun 2023, ekonomi AS menambahkan 2,7 juta lapangan pekerjaan, mengalami penurunan tajam dari 4,8 juta lapangan kerja yang tercipta pada tahun 2022.
Baca Juga: Lapangan Kerja AS Pada Desember Lebih Tinggi dari Perkiraan, Upah Naik Signifikan
Ini mencerminkan penurunan permintaan tenaga kerja dan kondisi ekonomi yang lebih luas setelah kenaikan suku bunga bank sentral AS sebesar 525 basis poin sejak Maret 2022.
Data tersebut menunjukkan bahwa ekonomi berhasil menghindari resesi pada tahun lalu dan kemungkinan akan terus tumbuh hingga tahun 2024 berkat ketahanan pasar tenaga kerja yang mendukung belanja konsumen. Diperlukan sekitar 100.000 pekerjaan per bulan untuk mengimbangi pertumbuhan populasi usia kerja.
Tingkat pengangguran tetap tidak berubah pada 3,7%, sementara terjadi peningkatan dalam angkatan kerja, sebagian di antaranya terkait dengan peningkatan imigrasi. Tingkat pengangguran naik dari level terendah dalam lima dekade pada bulan April sebesar 3,4%.
Meskipun jumlah pekerja meningkat, inflasi upah tetap tinggi. Penghasilan rata-rata per jam naik 0,4% pada bulan Desember setelah naik 0,4% pada bulan sebelumnya, meningkatkan kenaikan upah tahun-ke-tahun menjadi 4,1% dari 4,0% pada bulan November.
Baca Juga: Nasdaq Jatuh untuk Hari Kelima, Wall Street Berjuang Bangkit pada Awal Tahun 2024
Meskipun demikian, ada potensi risiko di pasar tenaga kerja yang tampaknya kuat. Pertumbuhan lapangan kerja dalam beberapa bulan terakhir cenderung terkonsentrasi di sektor-sektor tertentu, seperti rekreasi, perhotelan, dan layanan kesehatan.
Rekrutmen tenaga kerja oleh pemerintah, khususnya dalam upaya mengembalikan staf pendidikan ke tingkat sebelum pandemi, juga telah mendukung pertumbuhan lapangan kerja.
Meskipun beberapa ekonom berpendapat bahwa hal ini menunjukkan pasar tenaga kerja tidak sekuat yang diperkirakan, sebagian besar negara tidak memperkirakan adanya resesi tahun ini, melainkan pertumbuhan yang moderat.
Namun, ekonom Goldman Sachs, Manuel Abecasis, tidak terlalu khawatir. Ia mencatat bahwa tiga industri yang mendominasi perekrutan tenaga kerja menyumbang 40% dari total lapangan kerja.
“Industri yang menyumbang 70% dari total lapangan kerja terus menambah lapangan kerja,” kata Abekasis. “Ke depan, kami memperkirakan total permintaan tenaga kerja akan terus menurun secara bertahap namun jumlah perekrutan agak melebar.”
Baca Juga: Wall Street Mixed, S&P dan Nasdaq Memperpanjang Penurunan Awal Tahun
Federal Reserve mempertahankan suku bunga kebijakan pada kisaran 5,25%-5,50% pada bulan lalu, dan para pembuat kebijakan memberikan isyarat dalam proyeksi ekonomi baru bahwa era pengetatan kebijakan moneter selama dua tahun terakhir telah berakhir dan biaya pinjaman yang lebih rendah dapat terjadi pada tahun 2024.
Dalam laporan ketenagakerjaan bulan Desember, pemerintah memasukkan revisi tahunan terhadap data survei rumah tangga yang disesuaikan secara musiman, yang menjadi sumber data tingkat pengangguran, selama lima tahun terakhir. Revisi tersebut hanya berdampak kecil pada tingkat pengangguran atau tingkat partisipasi angkatan kerja.