kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Pasca musim panas berdarah, India kehilangan kendali atas 300 km persegi ke China


Selasa, 03 November 2020 / 06:02 WIB
Pasca musim panas berdarah, India kehilangan kendali atas 300 km persegi ke China
ILUSTRASI. China telah menguasai lebih banyak wilayah yang pernah dipatroli secara eksklusif oleh India di kawasan Himalaya. REUTERS/Danish Siddiqui


Sumber: South China Morning Post | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - LADAKH. Masih segar dalam ingatan, bagaimana pertempuran India dan China di wilayah perbatasan Himalaya beberapa waktu lalu. Kini, kedua pasukan tengah berjibaku menghadapi musim dingin yang brutal. Namun, hasil dari bentrokan terburuk dalam beberapa dekade tersebut mulai terlihat jelas: China telah menguasai lebih banyak wilayah yang pernah dipatroli secara eksklusif oleh India di kawasan ini.

Melansir South China Morning Post, menurut pejabat India yang mengetahui situasi tersebut, pertempuran musim panas membuat India kehilangan kendali atas sekitar 300 kilometer persegi tanah di sepanjang daerah pegunungan yang disengketakan. Tentara China sekarang mencegah patroli India di daerah tersebut.

Pada saat musim dingin yang keras di Himalaya mereda pada bulan Mei tahun ini, India terkejut menemukan tentara China membangun pangkalan di depan, menduduki puncak gunung dan mengirim ribuan tentara untuk mencegah patroli India. India menyadari telah kehilangan kendali atas sekitar 250 kilometer persegi tanah di Dataran Depsang, yang merupakan jalan utama menuju Karakoram Pass, serta 50 kilometer persegi tanah di Pangong Tso.

Enam bulan terakhir telah secara efektif menarik garis pertempuran baru melintasi gurun dataran tinggi yang dingin, sehingga semakin meningkatkan ketegangan ke titik tertinggi sejak India dan China berperang di daerah itu enam dekade lalu. Kedua tentara sekarang bersiap untuk bertahan di medan yang sebagian besar tidak berpenghuni selama bulan-bulan musim dingin di mana suhu bisa turun hingga 40 derajat Celcius di bawah nol.

Baca Juga: Pesawat tempur China masuki Selat Taiwan sebanyak 25 hari selama Oktober

"Kami belum melihat pengerahan musim dingin yang diperluas sejak perang 1962," kata Letnan Jenderal D. S. Hooda, mantan komandan Angkatan Darat Utara India yang bertanggung jawab atas wilayah yang membentang melintasi Himalaya hingga lintasan tertinggi antara India dan China pada ketinggian 5.540 meter.

"Kedua negara sedang menggali. Ini memberikan informasi kepada kita bahwa sikap kedua negara semakin keras dan dengan demikian kita dapat melihat ketegangan berkepanjangan yang dapat memiliki konsekuensi yang tidak diinginkan,” jelasnya.

Baca Juga: China kalahkan AS dan Rusia dalam jumlah peluncuran satelit ke luar angkasa

"Garis Kontrol Aktual" saat ini yang memisahkan kedua negara tersebut sebagian mengikuti batas-batas yang dibuat oleh Inggris pada tahun 1914 antara Tibet dan India. Bentrokan dilaporkan setelah India memberikan suaka kepada Dalai Lama menyusul pemberontakan melawan pemerintahan China di Tibet pada tahun 1959, yang menyebabkan perang setelahnya. Lima perjanjian sejak saat itu gagal membendung bentrokan berkala.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×