kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasca musim panas berdarah, India kehilangan kendali atas 300 km persegi ke China


Selasa, 03 November 2020 / 06:02 WIB
Pasca musim panas berdarah, India kehilangan kendali atas 300 km persegi ke China
ILUSTRASI. China telah menguasai lebih banyak wilayah yang pernah dipatroli secara eksklusif oleh India di kawasan Himalaya. REUTERS/Danish Siddiqui


Sumber: South China Morning Post | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

South China Morning Post melaporkan, satu hal yang diperebutkan oleh kedua belah pihak adalah kendali atas pos-pos strategis seperti Karakoram Pass, yang membentang dari India ke wilayah Xinjiang China. Penahanan pada rute Jalur Sutra kuno berpotensi memberi China akses jalan yang lebih mudah ke Pakistan, sekutu lama, membuka koridor perdagangan ke negara-negara Asia Tengah yang merupakan kunci keberhasilan Presiden Xi Jinping dalam program Belt and Road Initiative.

Sementara itu, India melakukan sedikit aktivitas di daerah perbatasan selama bertahun-tahun setelah perang. Namun dalam satu dekade terakhir, India mulai aktif membangun infrastruktur baru. Baru-baru ini mereka membuka terowongan pertama dari tujuh terowongan di bagian-bagian penting Himalaya untuk memfasilitasi pergerakan pasukan, dan juga menyelesaikan jalan sepanjang 255 km yang menghubungkan kota regional utama ke Karakoram Pass. Lapangan pendaratan dan lapangan terbang era perang dunia kedua di sepanjang perbatasan India-China juga diperbarui.

Baca Juga: Ada potensi Perang Dunia III meletus, Indonesia diminta waspada

Kementerian Luar Negeri China menyebut pergerakan infrastruktur India menjadi "akar penyebab ketegangan". China telah dengan ketat mengontrol informasi apa pun tentang pengerahan pasukan dan korban jiwa, dan media yang dikelola pemerintah telah menahan diri dalam mengkritik para pemimpin India sehingga bisa memberikan ruang untuk kemungkinan negosiasi resolusi.

"India telah melakukan pembangunan besar-besaran di bawah pengawasan (Perdana Menteri Narendra) Modi, yang merupakan bendera merah bagi China karena mengubah status quo. Kedua belah pihak tampaknya sangat bertekad dan tidak ada pihak yang mau menunjukkan tanda-tanda melunak atau isyarat untuk mundur," kata Chen Jinying, seorang profesor di Sekolah Hubungan Internasional dan Hubungan Masyarakat di Shanghai International Universitas Studi.

Selanjutnya: Menlu AS puji tindakan tegas Indonesia lindungi kedaulatan di perairan Natuna




TERBARU

[X]
×