kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasca uji klinis fase III, tingkat kemanjuran vaksin virus corona Sinopharm hanya 79%


Rabu, 30 Desember 2020 / 14:47 WIB
Pasca uji klinis fase III, tingkat kemanjuran vaksin virus corona Sinopharm hanya 79%
ILUSTRASI. Vaksin virus corona buatan Sinopharm dari China.


Sumber: Channel News Asia | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Melalui pernyataan resminya, Rabu (30/12), Sinopharm mengonfirmasi, vaksin virus corona baru buatan mereka menunjukkan tingkat kemanjuran di angka 79,34%.

Hasil tersebut berdasarkan analisis sementara atas uji klinis fase III. Sayangnya, Sinopharm tidak memberikan perincian jumlah sukarelawan dalam uji coba tersebut.

Secara persentase, efektivitas vaksin Sinopharm jelas masih lebih rendah dibanding pesaingnya, seperti Pfizer-BioNTech dan Moderna. Namun, Sinopharm percaya, ini merupakan terobosan penting dalam upaya melawan pandemi di Asia.

China sebagai titik awal penyebaran virus corona juga ikut berlomba untuk mengembangkan vaksin virus corona. Sejauh ini, 5 calon vaksin sudah dalam uji klinis fase 3 skala besar.

Sayangnya, China masih harus mendapatkan kepercayaan internasional karena sejumlah uji coba vaksin virus corona mereka dinilai kurang transparan.

Baca Juga: Menkes menyebut Indonesia membutuhkan sekitar 426 juta dosis vaksin Covid-19

Para pejabat tinggi terkait telah berulang kali meyakinkan publik bahwa vaksin virus corona yang diproduksi China benar-benar aman dan tidak menunjukkan reaksi yang merugikan secara serius.

Uni Emirat Arab pada awal bulan ini menjadi negara asing pertama yang menyetujui vaksin virus corona yang dikembangkan China.

"China telah berkomitmen kuat bahwa setelah vaksin virus corona baru selesai dan mulai digunakan, mereka akan berfungsi sebagai produk publik global dan dipasok ke dunia dengan harga yang adil dan wajar," ungkap juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian, seperti dikutip dari Channel News Asia.

Zhao menambahkan, distribusi vaksin akan memprioritaskan negara berkembang. Proses distribusi akan dilakukan melalui berbagai cara, termasuk lewat donasi dana dan bantuan langsung.

Selanjutnya: WHO: Orang yang telah menerima vaksin Covid-19 tetap harus waspada




TERBARU

[X]
×