Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
Lembaga-lembaga yang menangani kekerasan dalam rumahtangga di seluruh Amerika Serikat (AS) menyebutkan, terjadi peningkatan permintaan bantuan. YWCA Northern New Jersey mengatakan, kasus kekerasan dalam rumahtangga meningkat hingga 24%.
Di Spanyol, aduan yang masuk ke saluran bantuan untuk korban kekerasan meningkat 12,4% dalam dua minggu pertama kebijakan lockdown berlaku dibanding periode sama tahun lalu.
Melansir Reuters, Kementerian Pemberdayaan Perempuan Spanyol mengungkapkan, konsultasi online tentang kekerasan dalam rumahtangga melalui situs kementerian melonjak 270%.
Baca Juga: Paus Fransiskus galang dana virus corona untuk bantu negara berkembang
Advokat pengontrol senjata di AS, tempat toko senjata tetap boleh buka, mengatakan, mereka khawatir kepemilikan senjata api yang meningkat selama pandemi virus corona bisa menyebabkan lebih banyak kekerasan dalam rumahtangga.
Di Italia, kelompok-kelompok anti-kekerasan dalam rumahtangga menyatakan, mereka cemas dengan penurunan tajam dalam laporan resmi kekerasan dalam rumahtangga sepanjang kebijakan lockdown.
Sebab, itu sinyal bahwa perempuan berisiko lebih terbuka terhadap kontrol dan agresi oleh pasangan mereka karena para korban memiliki lebih banyak kesulitan untuk berkomunikasi selama penguncian.