Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - KOTA VATIKAN. Paus Fransiskus mengatakan, masyarakat harus berdiri di belakang perempuan korban kekerasan dalam rumahtangga, karena pelecehan meningkat di seluruh dunia selama penguncian untuk mengekang penyebaran virus corona baru.
Paus Fransiskus memuji wanita dalam peran di garis depan dalam membantu masyarakat mengatasi krisis virus corona, dengan menyebut dokter, perawat, petugas kepolisian, sipir penjara, dan karyawan di toko-toko yang menjual barang-barang penting.
Berbicara saat hari libur keagamaan dan nasional di Italia serta negara-negara lain, Senin (13/4), pemimpin tertinggi umat Katolik di dunia ini juga memuji banyak perempuan di rumah yang membantu anak-anak, orangtua, dan orang cacat.
Baca Juga: Pesan Paskah Paus Fransiskus: Jangan menyerah pada rasa takut
Tetapi, berbicara dari perpustakaan resminya dan bukan dari jendela yang menghadap Lapangan Santo Petrus, Paus Fransiskus mengatakan: "Kadang-kadang mereka (wanita) berisiko menjadi korban kekerasan dalam hidup bersama yang mereka pikul seperti beban yang terlalu berat".
"Mari kita berdoa untuk mereka (perempuan yang jadi korban kekerasan dalam rumahtangga), jadi Tuhan memberi mereka kekuatan dan agar komunitas kita mendukung mereka bersama keluarga mereka," katanya, seperti dikutip Reuters.
Kekerasan dalam rumahtangga meningkat karena banyak negara memberlakukan pembatasan yang lebih ketat, dengan melarang orangĀ meninggalkan rumah mereka untuk menghentikan penyebaran virus corona.
Baca Juga: Paus Fransiskus kutuk orang yang eksploitasi corona buat keruk untung
Lembaga-lembaga yang menangani kekerasan dalam rumahtangga di seluruh Amerika Serikat (AS) menyebutkan, terjadi peningkatan permintaan bantuan. YWCA Northern New Jersey mengatakan, kasus kekerasan dalam rumahtangga meningkat hingga 24%.
Di Spanyol, aduan yang masuk ke saluran bantuan untuk korban kekerasan meningkat 12,4% dalam dua minggu pertama kebijakan lockdown berlaku dibanding periode sama tahun lalu.
Melansir Reuters, Kementerian Pemberdayaan Perempuan Spanyol mengungkapkan, konsultasi online tentang kekerasan dalam rumahtangga melalui situs kementerian melonjak 270%.
Baca Juga: Paus Fransiskus galang dana virus corona untuk bantu negara berkembang
Advokat pengontrol senjata di AS, tempat toko senjata tetap boleh buka, mengatakan, mereka khawatir kepemilikan senjata api yang meningkat selama pandemi virus corona bisa menyebabkan lebih banyak kekerasan dalam rumahtangga.
Di Italia, kelompok-kelompok anti-kekerasan dalam rumahtangga menyatakan, mereka cemas dengan penurunan tajam dalam laporan resmi kekerasan dalam rumahtangga sepanjang kebijakan lockdown.
Sebab, itu sinyal bahwa perempuan berisiko lebih terbuka terhadap kontrol dan agresi oleh pasangan mereka karena para korban memiliki lebih banyak kesulitan untuk berkomunikasi selama penguncian.