Sumber: The Straits Times | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
Pandangan Rusia itu dianggap akan membatasi visibilitas jangka panjang bagi PBB dan banyak LSM yang telah bekerja di Suriah selama masa konflik. Rusia pun dapat menggunakan hak vetonya untuk memblokir perpanjangan izin pengiriman bantuan.
Bagi Cutts, kegagalan dalam memperbarui resolusi ini bisa mendorong lahirnya bencana di negara yang telah hancur tersebut. Bahkan, PBB pun mengakui sudah tidak ada alternatif yang tersedia saat ini yang dapat menggantikan peran PBB dengan level yang sama.
PBB melaporkan, kebutuhan Suriah akan bantuan kemanusiaan kini telah ada di level tertinggi sejak 2011, tahun awal konflik yang telah menewaskan hampir setengah juta orang.
OCHA mengatakan, ada sekitar 13,4 juta orang di seluruh Suriah membutuhkan bantuan tahun lalu, naik dari 11,1 juta pada 2020.
Wilayah barat laut yang dikuasai pemberontak Suriah telah menjadi tempat tinggal bagi lebih dari empat juta orang yang sebagian besar terlantar dan hidup dalam kemiskinan.