kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pecah rekor, Eropa mengalami musim panas paling gerah di tahun ini


Rabu, 08 September 2021 / 15:00 WIB
Pecah rekor, Eropa mengalami musim panas paling gerah di tahun ini
ILUSTRASI. Orang-orang menikmati cuaca cerah di pantai, di tengah wabah penyakit Covid-19, di Brighton, Inggris, 8 Agustus 2020.


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - BRUSSELS. Musim panas tahun 2021 akan dicatat sebagai musim panas paling gerah yang pernah dirasakan benua Eropa. Catatan suhu terpanas sebelumnya 0,1 derajat Celcius lebih rendah dari tahun ini.

Dilansir dari Reuters, layanan Perubahan Iklim Copernicus Uni Eropa mengatakan, suhu udara permukaan rata-rata pada Juni-Agustus mendekati 1 derajat Celcius di atas rata-rata 1991-2020. Catatan ini membuatnya jadi yang terpanas dalam tiga dekade.

Musim panas paling terik sebelumnya tercatat pada tahun 2010 dan 2018, saat itu suhunya 0,1 derajat Celcius lebih rendah dari tahun ini.

Suhu terpanas ini sekaligus menunjukkan dampak nyata pemanasan global jangka panjang serta emisi gas rumah kaca yang mengubah iklim planet Bumi secara menyeluruh.

Dalam laporan resminya, Copernicus menyatakan, secara global, Agustus 2021 dan Agustus 2017 adalah bulan terpanas ketiga dalam catatan, hanya 0,3 derajat Celcius lebih hangat dari rata-rata periode 1991-2020.

Baca Juga: Pemanasan global meningkatkan jumlah bencana alam hingga lima kali lipat

Copernicus telah mencatat perubahan iklim dan suhu global sejak tahun 1950-an. Tapi, catatannya baru mulai disusun secara rutin sejak 1990-an.

Khusus untuk Eropa, Agustus 2021 mendekati rata-rata 1991-2020, tetapi kondisinya cukup berbeda di berbagai belahan Eropa lain.

Rekor suhu tertinggi tercatat di negara-negara Mediterania, suhu yang lebih hangat dari rata-rata ada di wilayah Timur. Dan, wilayah Utara Eropa umumnya merasakan suhu di bawah rata-rata.

Sebelum data ini dirilis, kelompok lingkungan pada Selasa (7/9) menyerukan konferensi Konferensi Perubahan Iklim PBB ke-26 (COP26) yang awalnya dijadwalkan berlangsung 31 Oktober hingga 12 November di Glasgow untuk ditunda.

Jaringan Aksi Iklim (CAN) mengatakan, kondisi pandemi akan menyulitkan para delegasi untuk hadir dalam pertemuan itu. Biasanya, akan ada delegasi dari lebih dari 190 negara menghadiri COP26.

Selanjutnya: PBB: Bencana alam menewaskan 2 juta orang dalam 50 tahun, kerugian US$ 3,64 triliun



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×