Reporter: Maria Gelvina Maysha | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Para pejabat Amerika Serikat (AS) mengkoordinasikan pertemuan mendesak untuk menyelamatkan First Republic Bank karena upaya-upaya dari pihak swasta yang dipimpin oleh para penasihat bank tersebut masih belum mencapai hasil. Informasi ini disampaikan oleh tiga orang sumber yang mengetahui situasi tersebut.
Mereka mengatakan bahawa Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC), Departemen Keuangan, dan Federal Reserve adalah beberapa badan pemerintah yang dalam beberapa hari terakhir telah mulai mengatur pertemuan dengan perusahaan-perusahaan keuangan untuk menyusun sebuah jalur penyelamatan bagi pemberi pinjaman yang bermasalah.
Salah satu dari sumber itu menyebut kalau keterlibatan pemerintah membantu mendatangkan lebih banyak pihak, termasuk bank-bank dan perusahaan-perusahaan ekuitas swasta ke meja perundingan.
Meski demikian belum pasti apakah pemerintah AS benar-benar mempertimbangkan untuk berpartisipasi dalam penyelamatan sektor swasta terhadap First Republic.
Baca Juga: Peringatan Robert Kiyosaki: Masa Depresi Bakal Segera Datang!
Namun, informasi keterlibatan pemerintah ini telah membuat para eksekutif First Republic semakin bersemangat karena mereka berusaha keras untuk membuat kesepakatan yang dapat menghindari pengambilalihan oleh regulator AS.
Kabarnya para pejabat AS menilai kesepakatan dengan sektor swasta lebih baik daripada First Republic jatuh ke tangan kurator FDIC.
Diskusi untuk mencapai kesepakatan menjadi semakin mendesak minggu ini setelah First Republic bilang bahwa mereka mengalami arus keluar deposito lebih dari $100 miliar pada kuartal pertama.
Meskipun bank tersebut mengatakan bahwa simpanannya telah stabil, mereka tetap merugi karena harus mengganti simpanan yang ditarik dengan pendanaan berbunga dari The Fed.
“Kami berdiskusi dengan berbagai pihak mengenai pilihan-pilihan strategis kami sambil terus melayani klien-klien kami,” kata First Republic, dilansir Reuters pada Jumat (28/4).
Ada banyak opsi yang diusulkan, termasuk menjual aset atau pembentukan “Bad Bank” yang akan mengisolasi aset-asetnya yang underwater atau kurang. Namun sejauh ini belum kunjung ada kesepakatan.
Banyak pertimbangan yang harus dipikirkan matang karena solusi apa pun harus disertai dengan pertanggungan atas kerugian yang akan ditanggung oleh First Republic atau calon pengakuisisi bank tersebut jika terjadi transaksi.
Baca Juga: Stabil 3 Hari Terakhir, Harga Minyak Turun 4% Sepekan
Kerugian ini akan berasal dari buku pinjaman dan portofolio pendapatan tetap First Republic, yang mana aset-asetnya berimbal hasil rendah akan diturunkan nilainya untuk memperhitungkan kenaikan suku bunga.
Sebelumnya bank-bank Wall Street telah berusaha mencari solusi untuk First Republic sejak 11 pemberi pinjaman terbesar di AS mendepositokan $30 miliar di bank tersebut pada 16 Maret untuk mengatasi krisis perbankan regional yang menyebabkan runtuhnya Silicon Valley Bank dan Signature Bank.
First Republic alami krisis perbankan regional AS pada bulan Maret setelah nasabah-nasabah yang tabungannya banyak mulai menarik deposito dan membuat bank bermasalah. Hal itu membuat bank tersebut kehilangan 95% nilainya sahamnya.