kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.859   53,00   0,33%
  • IDX 7.156   -5,49   -0,08%
  • KOMPAS100 1.095   0,54   0,05%
  • LQ45 869   -2,29   -0,26%
  • ISSI 217   0,80   0,37%
  • IDX30 445   -1,77   -0,40%
  • IDXHIDIV20 536   -3,79   -0,70%
  • IDX80 126   0,11   0,09%
  • IDXV30 134   -1,20   -0,88%
  • IDXQ30 148   -1,05   -0,71%

Pejuang Hamas Bertempur Habis-Habisan Hambat Pasukan Pendudukan Israel ke Gaza


Kamis, 02 November 2023 / 22:58 WIB
Pejuang Hamas Bertempur Habis-Habisan Hambat Pasukan Pendudukan Israel ke Gaza
ILUSTRASI. Warga Palestina mencari korban di lokasi serangan Israel terhadap rumah-rumah di kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza utara, 31 Oktober. REUTERS/Anas al-Shareef


Sumber: Reuters | Editor: Syamsul Azhar

KONTAN.CO.ID - GAZA/Jerusalem. Tank-tank dan pasukan pendudukan Israel terus berupaya melanjutkan pergerakan mereka untuk menguasai Kota Gaza pada hari Kamis (2/11).

Tetapi mereka menghadapi perlawanan sengit dari pejuang Hamas yang menggunakan mortir dan serangan hit-and-run atau bergerilya dari terowongan bawah tanah. Korban meniggal dari masyarakat sipil Palestina pun terus berjatuhan akibat kebringasan pasukan Israel yang menggempur hampir empat minggu dengan serangan udara yang menawaskan lebih dari 9.000 orang yang mayoritas perempuan dan anak-anak.

Pusat permukiman utama Gaza Strip di bagian utara menjadi sasaran serangan tentara pendudukan Israel, yang telah bersumpah untuk memusnahkan  pejuang Hamas. Tentara pendudukan Israel mengklaim mereka telah meminta warga sipil untuk meninggalkan wilayah tersebut sebelum dibumihanguskan.

"Kami berada di pintu gerbang Kota Gaza," kata komandan militer Israel Brigadir Jenderal Itzik Cohen.

Menurut laporan warga dan video dari kedua kelompok tersebut menunjukkan, para pejuang kemerdekaan Palestina, Hamas dan pejuang Jihad Islam yang bersekutu muncul dari terowongan untuk menembakkan roket ke tank-tank tentara pendudukan Israel. Sesaat kemudian mereka menghilang kembali ke dalam jaringan tersebut.

Baca Juga: Badan HAM PBB Sebut Serangan Israel ke Jabalia Bisa Jadi Kejahatan Perang

"Tentara Israel tidak pernah berhenti mengebom Kota Gaza sepanjang malam, rumah kami tidak pernah berhenti bergetar," kata seorang warga Palestina, yang tidak ingin disebutkan namanya. "Tetapi pada pagi hari kami menemukan pasukan Israel masih berada di luar kota, di pinggiran kota, yang berarti perlawanan (pejuang Hamas) lebih kuat daripada yang mereka harapkan."

Menyadari kesulitan berperang di lingkungan perkotaan, strategi para perwira Israel tampaknya untuk saat ini adalah berkonsentrasi pada pasukan besar di bagian utara Gaza Strip daripada meluncurkan serangan darat ke seluruh wilayah.

Seruan Genjatan Senjata

Sementara seruan internasional untuk gencatan senjata kemanusiaan tidak diindahkan oleh Israel.  Warga Palestina mengalami kekurangan makanan, bahan bakar, air minum, dan obat-obatan. Limbah domestik bocor, beberapa orang minum air laut, dan bantuan yang diizinkan masuk oleh Israel hanya sebagian kecil dari yang diperlukan.

Lebih dari sepertiga dari 35 rumah sakit di Gaza tidak berfungsi, banyak di antaranya diubah menjadi kamp pengungsian darurat dadakan, dan beberapa petugas penyelamat menggunakan kereta keledai daripada ambulans.

Baca Juga: China Hapus Nama Israel dari Peta

"Kondisinya sangat buruk di rumah sakit," kata lembaga amal Bantuan Medis untuk Palestina, yang menggambarkan lorong-lorong penuh sesak dan banyak petugas medis yang kehilangan anggota keluarga dan menjadi tunawisma.

Kepala angkatan bersenjata Israel mengisyaratkan pada hari Kamis untuk mengurangi embargo atas bahan bakar untuk Gaza. Mereka mengatakan bahwa jika rumah sakit di sana kehabisan, mereka bisa mendapatkan pasokan di bawah pengawasan.

Uni Emirat Arab menawarkan untuk merawat 1.000 anak Palestina korban perang, sementara Turki menawarkan untuk menerima pasien kanker.

Perang terbaru dalam konflik berusia puluhan tahun ini dimulai ketika pejuang kemerdekaan Palestina Hamas, menembus perbatasan pada 7 Oktober 2023. Israel mengklaim Hamas telah membunuh 1.400 orang, sebagian besar warga sipil, dan menahan lebih dari 200 sandera pada hari paling mematikan dalam sejarah 75 tahunnya.

Tentara pendudukan Israel membalas serangan pejuang Hamas dengan menggelar serangan udara terhadap enklave Palestina kecil yang berpenduduk 2,3 juta jiwa. Menurut otoritas kesehatan Gaza serangan brutal tentara pendudukan Israel itu telah menewaskan setidaknya 9.061 orang, termasuk 3.760 anak-anak dan 2.326 perempuan.

Meskipun negara-negara Barat dan terutama Amerika Serikat selama ini telah mendukung Israel, gambar-gambar mengerikan dari mayat di reruntuhan dan kondisi mengerikan di Gaza telah memicu seruan untuk menahan diri dan protes jalanan di seluruh dunia.

Baca Juga: Pengguna Internet China Tak Temukan Lagi Nama Israel di Peta

Menyerang Penduduk

Warga melaporkan tembakan mortir di sekitar Kota Gaza dan mengatakan tank dan buldoser Israel terkadang melintasi reruntuhan dan meruntuhkan struktur bangunan daripada menggunakan jalan biasa.

Meskipun Israel telah meminta warga Gaza untuk pergi ke selatan, bagian tersebut juga tidak luput dari serangan. Tiga warga Palestina tewas dalam serangan tank di dekat kota Khan Younis. Sementara serangan udara menewaskan lima orang di luar sekolah milik perserikatan bangsa-bangsa PBB di kamp pengungsi Beach, kata pejabat kesehatan Gaza.

Di tengah Gaza, serangan udara menghancurkan sekelompok rumah di kamp pengungsi Bureij, kata warga dan pejabat Gaza, dengan 15 jenazah dievakuasi dari reruntuhan.

"Pembantaian, pembantaian," orang-orang berteriak saat mereka mengumpulkan jenazah dengan selimut.

Baca Juga: Ancaman Muslim AS ke Biden: Tak Ada Gencatan Senjata di Gaza, Tak Ada Perolehan Suara

Brigadir Jenderal Iddo Mizrahi, kepala insinyur militer Israel, mengatakan pasukan Pendudukan Israel sedang melakukan tahap pertama membuka rute akses di Gaza tetapi menghadapi ranjau dan perangkap. "Hamas telah belajar dan mempersiapkan diri dengan baik."

Setelah pemblokiran total Gaza selama lebih dari tiga minggu, pemegang paspor asing dan beberapa korban luka diperbolehkan keluar oleh tentara pendudukan Israel. Pejabat perbatasan Palestina Wael Abu Mehsen mengatakan sebanyak 400 warga negara asing akan meninggalkan Gaza menuju Mesir melalui perlintasan Rafah pada hari Kamis, setelah sebelumnya sekitar 320 orang pada hari Rabu.

Puluhan warga Palestina yang kritis terluka juga akan melintas. Israel meminta negara-negara asing mengirimkan kapal rumah sakit untuk membantu para korban serangan tentara Israel itu.

"Saya ingin lewat. Kami bukan binatang," kata Ghada el-Saka, seorang warga Mesir di Rafah yang menunggu untuk pulang setelah mengunjungi kerabat.

"Kami telah melihat kematian dengan mata kepala kami sendiri," tambahnya, menggambarkan serangan dekat rumah saudara-saudaranya yang membuatnya dan putrinya hidup di jalanan.

Baca Juga: Serangan Udara Israel Tewaskan 50 Orang di Kamp Pengungsi Gaza

Serangan tentara pendudukan Israel terbaru juga mencakup daerah padat penduduk Jabalia, yang didirikan sebagai kamp pengungsi pada tahun 1948.

Kantor media yang dikelola oleh Hamas di Gaza mengatakan setidaknya 195 warga Palestina tewas dalam dua serangan pada hari Selasa dan Rabu, dengan 120 orang hilang dan setidaknya 777 orang terluka.

Israel, yang menuduh pejuang Hamas bersembunyi di balik warga sipil, dan mengklaim telah membunuh dua komandan Hamas di Jabalia.

"Kami akan memburu mereka siang malam, di kota-kota mereka dan di tempat tidur mereka," kata menteri kabinet perang Israel Benny Gantz, mengingatkan akan pertempuran yang panjang dan kompleks.

Dengan negara-negara Arab mengungkapkan kemarahan mereka terhadap tindakan Israel, Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia mengatakan "serangan yang tidak seimbang" oleh Israel mungkin merupakan kejahatan perang.

Israel mengklaim telah kehilangan 18 prajurit dan membunuh puluhan pejuang hamas sejak operasi darat diperluas pada Jumat. Kekerasan juga menyebar ke Tepi Barat yang diduduki Israel, dengan serangan Israel memicu bentrokan dengan para penembak dan orang yang melemparkan batu.

Para petugas medis Palestina mengatakan tiga remaja dan seorang pria berusia 25 tahun tewas dalam bentrokan pada hari Kamis. Tentara Israel tidak memberikan komentar. Secara terpisah, militer dan petugas medis mengatakan penembak Palestina membunuh seorang pengemudi mobil Israel di Tepi Barat.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×