kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Pelaku industri AS ingatkan Trump


Kamis, 17 November 2016 / 23:12 WIB
 Pelaku industri AS ingatkan Trump


Reporter: Yuwono Triatmodjo | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

WASHINGTON. Pebisnis manufaktur di Amerika Serikat (AS) minta Donald Trump membatalkan janji kampanye saat pencalonan presiden AS. Yakni: renegosiasi perjanjian perdagangan bebas Amerika Utara alias North American Free Trade Agreement (NAFTA) serta pengenaan pajak tinggi bagi barang impor asal Meksiko dan China.

Para pebisnis AS minta Trump lebih mengedepankan pendekatan yang lebih bernuansa perdagangan dan menghindari aksi sepihak. Mereka menghimbau, pemerintahan baru hendaknya fokus pada negosiasi. NAFTA merupakan perjanjian dagang yang beranggotakan tiga negara, yakni Amerika Serikat, Kanada dan Meksiko.

Kesepakatan itu sendiri telah berusia 22 tahun. Dalam rencana negosiasi ulang dangan NAFTA, para pebisnis AS minta kabinet Trump tidak justru membawa dampak negatif bagi arus ekspor negara ini ke Kanada dan Meksiko.

"Ada dua juta pekerjaan manufaktur di negara ini yang bergantung pada hubungan dengan Kanada dan Meksiko," tutur Linda Dempsey, Vice President International Affairs for The National Association of Manufactures seperti diwartakan Reuters, Selasa (15/11).

Dempsey menegaskan, idealnya demi mengejar pertumbuhan, tidak selayaknya menempatkan hubungan dagang dengan negara lain dalam situasi yang kurang harmonis. Tetap ekspansi Ancaman Trump soal evaluasi hubungan dagang dengan Meksiko, nyatanya tidak menyebabkan Ford Motor Co, menghentikan ekspansinya ke Meksiko.

Produsen mobil ini, Selasa kemarin menegaskan akan tetap membangun pabrik mobil di Meksiko. Sebab, "Kami sudah menata strategi jangka panjang bisnis kami berdasarkan perjanjian dagang," ucap Mark Fields, Chief Executive Officer Ford Motor Co.

Menurut Field, pengenaan tarif hingga 35% terhadap produk dari Meksiko justru bisa merugikan industri otomotif di Amerika Serikat. Makanya, Trump harus memahami produksi dan rantai pasokan bahan baku industri yang sangat terintegrasi di tiga negara dalam Nafta.

Sikap serupa juga diutarakan Jeff Immelt, CEO General Electric Co. Pasca pengumuman kemenangan Trump, Immelt menegaskan bahwa pihaknya meyakini pentingnya globalisasi dan investasi bagi pertumbuhan ekonomi Amerika.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×