Sumber: REUTERS | Editor: Test Test
SHANGHAI.Pembangkit listrik China kini mulai beralih pada pasokan batubara impor untuk memenuhi kebutuhannya. Meski begitu, pasokan batubara di pasar tunai (spot) sangat langka.
Zhongneng Power Industry Fuel Co melaporkan bahwa stok batubara untuk pasokan sebagian besar pembangkit listrik di China lebih dari 20 juta ton. Jumlah tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar pembangkit listrik selama delapan hari ke depan. Namun, di beberapa provinsi termasuk di bagian timur provinsi Anhui, provinsi Henan tengah, dan daerah sekitar Beijing, stok batubara hanya cukup untuk pasokan selama 7 hari atau kurang dari itu.
Sejumlah pembangkit listrik di daerah pesisir dan di provinsi-provinsi terdalam China mulai mencari pasokan batubara impor karena suplai dari dalam negeri tidak mampu memenuhi permintaan mereka. Maklum, musim dingin yang ganas membuat produksi batubara dari provinsi penghasil batubara seperti Shanxi semakin berkurang. Belum lagi masalah transportasi yang terhambat karena jalanan menyempit tertutup salju yang menggunung.
Pengiriman batubara di pelabuhan sepanjang pesisir utara China juga terancam macet karena air laut membeku. Ini adalah kondisi terburuk dalam tiga dekade terakhir. Meskipun pengiriman batubara dari beberapa pelabuhan utama masih bisa berjalan normal. "Saya mendapat banyak permintaan batubara dari pelbagai daerah, termasuk pembangkit listrik di provinsi Jiangxi," kata seorang pedagang batubara di selatan Guangdong. Namun, tidak semua pembangkit listrik mampu membayar harga batubara impor yang lebih mahal dibanding batubara lokal.
Para pedagang batubara mengatakan, mereka hanya memiliki beberapa kargo batubara yang siap dikirim dalam waktu singkat. Butuh waktu berminggu-minggu untuk mengirim batubara tersebut ke pembangkit listrik yang memesannya. "Beberapa pembangkit listrik ingin membeli satu atau dua kargo batubara tetapi saya tidak punya barangnya. Paling cepat, pertengahan Februari atau akhir Februari baru ada," kata seorang pedagang batubara di Guangdong.
Bagi beberapa pembangkit listrik di pesisir selatan China, batubara impor masih cukup ekonomis meski harga batubara saat ini sudah lebih tinggi dibanding harga pada tahun 2009. Seorang pedagang batubara di Jiangsu mengatakan, batubara dari Indonesia harganya 10% lebih murah dari batubara yang dikirim dari China Utara. Batubara asal Indonesia yang memiliki kalori 5.000 kcal/kg dijual seharga US$ 102,5 per ton.
Namun, saat ini suplai batubara impor dari Indonesia pun tidak bisa diharapkan terlalu banyak. Pasalnya, produksi batubara di Indonesia sudah mencapai kapasitas maksimum dan tidak mungkin ditambah lagi untuk memenuhi permintaan dari China. Oleh karena itu, kemungkinan China akan membeli batubara dari Kolombia dan Afrika Selatan untuk memenuhi kebutuhannya.