Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Kebijakan Pemerintah China untuk membatasi waktu bermain game pada anak dianggap masih penuh celah. Media Pemerintah China mendesak semua celah segera ditutup agar upaya mencegah kecanduan game bisa berhasil.
Surat kabar milik Pemerintah China, People's Daily, pada Senin (11/10) melaporkan, sejumlah platform perdagangan online menawarkan bisnis penyewaan dan penjualan akun game.
Melalui layanan tersebut, pengguna bisa melewati pengawasan dengan menyewa dan membeli akun serta bermain game online tanpa batasan.
"Dengan berbagai cara pengguna bisa melewati pengawasan dan bermain game online tanpa batasan. Artinya, masih ada celah bagi remaja untuk memasuki game online, ini patut mendapat perhatian," tulis People's Daily, seperti dikutip Reuters.
Baca Juga: Bisnis e-sport marak, beberapa negara gencar berinvestasi di bisnis ini
Tulisan surat kabar yang ada di bawah Partai Komunis China tersebut juga mengatakan, beberapa platform perdagangan game telah mengambil tindakan tegas dengan melarang anak di bawah umur untuk membeli, menjual, dan menyewa akun.
Perusahaan penyedia game dinilai harus lebih aktif memenuhi tanggungjawab sosial mereka dalam melindungi masa depan anak-anak yang akan menjadi generasi penerus negara.
"Perusahaan game harus secara aktif memenuhi tanggungjawab sosial, bertanggungjawab atas pertumbuhan generasi berikutnya yang sehat, dan mempromosikan perkembangan industri yang sehat," sebut People's Daily.
Tidak hanya pemerintah dan perusahaan penyedia game, keluarga serta sekolah juga didesak untuk menciptakan lingkungan yang kondusif agar langkah-langkah untuk mencegah kecanduan game bisa dilaksanakan dengan baik.
Baca Juga: China batasi anak main game online, maksimal 3 jam dalam satu minggu