kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pembunuh TKW Indonesia di Singapura terancam hukuman mati, ini ceritanya


Senin, 21 September 2020 / 08:46 WIB
Pembunuh TKW Indonesia di Singapura terancam hukuman mati, ini ceritanya
ILUSTRASI. Pembunuh TKW Indonesia di Singapura terancam hukuman mati, ini ceritanya. Ilustrasi hukum, senjata tajam, penodongan, penusukan, kriminalitas.


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

Menurut dokumen pengadilan, Ahmed dan Nurhidayati bekerja untuk sebuah keluarga di Serangoon, Singapura, dan memulai kisah asmara pada Mei 2012 setelah berjumpa. Pada November 2017 mereka sepakat untuk menikah di Desember 2018.

Namun pada pertengahan 2018 Nurhidayati bertemu tukang ledeng Bangladesh bernama Shamin Shamizur Rahman, yang ditemuinya sebulan sekali pada Minggu. Ahmed curiga calon istrinya selingkuh dan ia pun bertengkar dengannya. Setelah Nurhidayati mengakui dia kencan dengan pria lain, Ahmed memberitahu ibunya di Bangladesh untuk mencarikan calon istri lain.

Tak lama kemudian Ahmed dan Nurhidayati berdamai lalu melanjutkan hubungan, tapi bertengkar lagi karena perselingkuhannya lagi dengan pria berbeda. Nurhidayati dikabarkan selingkuh lagi, kali ini dengan jenderal Bangladesh Hanifa Mohammad Abu pada Oktober dan awal November 2018.

Nurhidayati berkata ke jenderal itu dia sudah ada calon suami, tapi berjanji akan memutusnya. Kemudian pada 9 Desember 2018 dia memberitahu Ahmed soal pacar barunya, dan berkata harus kembali ke Bangladesh untuk mengurus pernikahannya.

Baca juga: Hanya pekan ini, lelang mobil sitaan pajak di Jakarta Innova & Accord, Rp 80 jutaan

Pembunuhan Nurhidayati terjadi pada 30 Desember 2018. Ahmed yang menginap bersamanya di hotel berulang kali mengancam akan membunuhnya jika tidak memutus hubungan dengan pacar barunya. "Saat mendiang menolak, terdakwa secara brutal mencekiknya dengan handuk di lehernya," kata wakil jaksa penuntut umum.

Ahmed kemudian membayar 30 dollar Singapura (Rp 326.000) yang diambil dari Nurhidayati, untuk membayar perpanjangan waktu check-out 2 jam ke resepsionis. Dia juga mengambil ponsel, kartu EZ-link, dan pulang ke asramanya di Sungei Tengah Lodge.

Di sana dia menyerahkan sekitar 1.000 dollar Singapura (Rp 10,88 juta) ke teman sekamarnya, Khalik Md Abdul, dan menyuruhnya untuk mengirimkan uang itu ke ayahnya. Ahmed pun memberitahu Khalik dia telah membunuh seseorang. Jenazah Nurhidayati ditemukan sekitar pukul 22.15 malam oleh resepsionis hotel.

Hasil otopsi menunjukkan penyebab kematian karena pencekikan dan cedera tulang belakang leher. Ahmed ditangkap sekitar pukul 10.45 siang pada 31 Desember 2018.

Psikiater Institute of Mental Health Christopher Cheok menemukan Ahmed memiliki gangguan psikis, tetapi mengatakan tidak ada kaitannya dengan pembunuhan. Pengacara Ahmed berkata akan memanggil psikiater pribadi Ken Ung untuk mengatakan bahwa gangguan psikis itu turut memengaruhi perbuatan Ahmed. Sidang kasus ini masih terus berlanjut.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bunuh PRT Indonesia karena Selingkuh, Pria Bangladesh Terancam Hukuman Mati",


Penulis : Aditya Jaya Iswara
Editor : Aditya Jaya Iswara

Selanjutnya: Manfaat minum kopi & efeknya bagi kesehatan, bikin panjang umur, kolesterol naik




TERBARU

[X]
×