Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Pemerintah baru Suriah merekrut sejumlah pejuang asing ke dalam angkatan bersenjata resmi negara. Saat ini Suriah sedang mencoba membentuk kelompok pemberontak menjadi militer profesional.
Kepada Reuters, beberapa sumber anonim dari Suriah menjelaskan bahwa pejuang asing termasuk warga Uighur, Yordania, dan Turki.
Kementerian Pertahanan Suriah pada hari Minggu (29/12), mengumumkan 49 pengangkatan dalam militer yang mencakup para pemimpin faksi bersenjata utama Suriah.
Baca Juga: Paus Fransiskus Mengecam Israel: Ini Kekejaman, Bukan Perang
Militan Uighur dari China, Abdulaziz Dawood Khudaberdi alias Zahid, yang merupakan komandan pasukan separatis Partai Islam Turkistan (TIP) di Suriah, diangkat menjadi brigadir jenderal.
Dua pejuang Uighur lainnya, Mawlan Tarsoun Abdussamad dan Abdulsalam Yasin Ahmad, diberi pangkat kolonel.
Warga negara Turki, Omar Mohammed Jaftashi, dan warga negara Yordania, Abdul Rahman Hussein al-Khatib, diangkat menjadi brigadir jenderal.
Pemerintah Suriah masih belum menanggapi kabar penerimaan pejuang asing ke dalam militer negara.
Tonton: Bukan 900, Jumlah Tentara AS di Suriah Mencapai 2.000 Personel
Baca Juga: IMF Terbuka untuk Mendukung Pemulihan Suriah
Berjasa Menggulingkan Rezim Assad
Meskipun begitu, kabar ini bisa menjadi masuk akal karena ribuan Muslim Sunni dari negara luar bergabung dengan pemberontak Suriah di awal perang saudara selama 13 tahun untuk melawan kekuasaan Bashar al-Assad dan milisi Syiah yang didukung Iran.
Banyak pejuang asing bahkan membentuk kelompok bersenjata mereka sendiri, sementara yang lain bergabung dengan formasi mapan seperti ISIS yang mengamuk di seluruh Irak dan Suriah.
Kelompok jihadis asing lainnya bergabung dengan Hay'at Tahrir al-Sham (HTS), yang baru-baru ini menyangkal memiliki hubungan dengan Al-Qaeda dan ISIS.
Baca Juga: Puluhan Kuburan Massal Jadi Bukti Kekejaman Rezim Bashar al-Assad di Suriah
Banyak pejuang asing HTS bertempur dalam pertempuran berdarah melawan Al-Qaeda dan ISIS, sebelum memelopori serangan kilat yang menggulingkan Assad pada tanggal 8 Desember lalu.
Ahmed al-Sharaa, pemimpin HTS yang kemudian menjadi penguasa de facto Suriah, telah membersihkan puluhan pejuang jihad asing sebagai bagian dari kampanye untuk melakukan "Suriahisasi" dan memoderasi kelompoknya.
Penguasa baru Suriah saat ini sebagian besar berasal dari HTS. Mereka telah mengindikasikan bahwa pejuang asing dan keluarga mereka dapat diberikan kewarganegaraan Suriah dan diizinkan tinggal di negara itu karena kontribusi mereka dalam perang melawan Assad.