Reporter: Dyah Megasari |
TOKYO. Jepang mulai mengambil sikap merespon penguatan yen yang terjadi secara terus-menerus. Menteri Keuangan jepang Yashihiko Noda menegaskan, pemerintah dan Bank of Japan (BOJ) akan mengadopsi beberapa kebijakan untuk mengendalikan yen. Artinya, ada indikasi Bank Sentral Jepang tersebut akan melakukan intervensi dengan melemahkan yen.
BOJ sedang mempertimbangkan berbagai pilihan untuk mendukung ekonomi. Namun, Noda tidak memberikan komentar mengenai langkah-langkah kebijakan moneter yang spesifik. Otoritas moneter Jepang bisa melonggarkan kebijakan financial lebih lanjut dengan catatan tergantung sikap Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve).
Noda mencurigai, penguatan yen akhir-akhir ini sebagian justru dipicu oleh tindakan spekulatif.
Wakil Menteri Keuangan Jepang di bidang internasional, Takehiko Nakao mengatakan tidak ada alasan bagi pasar mempertimbangkan yen sebagai safe haven di saat perekonomian dunia sedang mengerut. Menurutnya, lonjakan yen akhir-akhir ini tidak mencerminkan fundamental ekonomi Jepang yang masih terjerembap akibat bencana alam dan mengalami kontraksi 0,3% pada kuartal kedua.
"Namun ada harapan, menyusul pemulihan output domestik dan ekspor, di mana diperkirakan akan ada rebound ekonomi pada kuartal Juli- September," ujar Erwin Poernomo, Analis Valbury Asia Futures. Riset Valbury menyebutkan dengan kondisi penguatan yen yang terus berlanjut, maka semakin terbuka peluang bagi otoritas moneter Jepang untuk melakukan intervensi ke pasar yang kemungkinan akan dilakukan sebelum sidang BOJ September mendatang.