Sumber: Bloomberg | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemilik Japfa Ltd., produsen unggas terbesar kedua di Indonesia, tengah mempertimbangkan untuk menjadikan perusahaan yang terdaftar di Singapura tersebut sebagai perusahaan tertutup dan telah memulai pembicaraan untuk mendapatkan pinjaman yang akan mendukung langkah tersebut, menurut orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.
Diskusi telah diadakan dengan beberapa bank dan setidaknya satu dana kredit swasta untuk pinjaman sekitar $150 juta, kata orang-orang yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena pertimbangan tersebut bersifat pribadi.
Potensi penghapusan pencatatan perusahaan, yang memiliki kapitalisasi pasar sebesar S$ 418 juta (US$ 313 juta), sedang dalam diskusi dan belum ada keputusan akhir yang dibuat, kata sumber tersebut. Saham Japfa telah anjlok sekitar 7% di Singapura sepanjang tahun ini.
Baca Juga: Turun 34,5%, Japfa (JPFA) Catat Laba Rp 929,71 Miliar di Tahun 2023
Didirikan pada tahun 1970an, Japfa memiliki fasilitas di Indonesia, Vietnam, India, Myanmar dan Bangladesh, yang beroperasi dalam produksi dan pengolahan unggas, babi, akuakultur dan daging sapi, serta makanan kemasan, menurut situs webnya.
Laporan tahunan perusahaan pada tahun 2023 mencantumkan empat pemegang saham utama dengan nama keluarga Santosa – sama dengan pendiri perusahaan Ferry Teguh Santosa.
Salah satunya adalah Renaldo Santosa, anggota direksi Japfa yang memiliki total kepemilikan sebesar 60,70% hingga Maret lalu. Dia tidak menanggapi email dari Bloomberg News yang meminta komentar. Perwakilan Japfa menolak berkomentar.