Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Pada Rabu (18/12/2024), penambang grafit Amerika Utara meminta pemerintah AS untuk mengenakan tarif setinggi 920% pada pemasok logam baterai Tiongkok untuk melawan apa yang mereka gambarkan sebagai "praktik perdagangan jahat" Beijing.
Mengutip Reuters, langkah ini merupakan upaya terbaru oleh pemasok mineral penting Barat untuk mengimbangi kendali Tiongkok yang meluas atas ekstraksi dan pemrosesan bahan penyusun kendaraan listrik dan elektronik di dunia.
Grafit, komponen terbesar berdasarkan volume dalam baterai EV, dapat diproduksi secara sintetis atau diproses dari sumber yang terjadi secara alami.
China merupakan produsen terbesar kedua jenis tersebut dan awal bulan ini memperketat ekspor logam tersebut ke AS.
American Active Anode Material Producers, sebuah kelompok produsen grafit AS dan Kanada, meminta Departemen Perdagangan AS dan Komisi Perdagangan Internasional AS (ITC) untuk menyelidiki apakah China mengekspor grafit alami dan sintetis dengan harga yang tidak adil ke Amerika Serikat dan mengenakan tarif.
Menurut kelompok tersebut, para pesaing China beroperasi dengan standar ketenagakerjaan dan lingkungan yang memungkinkan mereka untuk meningkatkan produksi dengan cepat.
Baca Juga: Pentagon Cemas, China Sudah Punya 600 Hulu Ledak Nuklir dan Ingin Kalahkan AS
Kelompok tersebut menulis kepada pejabat AS, tarif AS yang berlaku saat ini sebesar 25% untuk sebagian besar grafit China dinilai "terlalu rendah" dan dapat diserap dengan mudah oleh para pesaing China.
Departemen Perdagangan dan ITC tidak segera menanggapi pertanyaan yang dilayangkan Reuters.
Presiden terpilih Donald Trump telah mengancam akan mengenakan tarif pada produk-produk China secara luas.
Para penasihat Trump juga telah mendorongnya untuk mengenakan tarif pada semua mineral penting asing, termasuk yang terkait dengan Beijing.
Tonton: Tiongkok Eksekusi Mati Koruptor Terbesar dalam Sejarah China, Li Jianping
Tidak semua perusahaan mineral penting AS mendukung tarif. Jervois Global, yang terpaksa menutup satu-satunya tambang kobalt AS sebelum dibuka karena persaingan dari Tiongkok, mengatakan kepada Reuters minggu lalu bahwa mereka lebih suka produsen diharuskan membeli logam Barat daripada tarif menyeluruh.