kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.340.000   -1.000   -0,04%
  • USD/IDR 16.712   -13,00   -0,08%
  • IDX 8.570   155,90   1,85%
  • KOMPAS100 1.188   24,76   2,13%
  • LQ45 863   17,67   2,09%
  • ISSI 300   6,15   2,09%
  • IDX30 447   6,81   1,55%
  • IDXHIDIV20 518   8,17   1,60%
  • IDX80 134   2,95   2,26%
  • IDXV30 137   1,51   1,12%
  • IDXQ30 143   2,38   1,69%

Penambangan Bitcoin Diam-Diam Bangkit Lagi di China Meski Masih Dilarang


Senin, 24 November 2025 / 17:38 WIB
Penambangan Bitcoin Diam-Diam Bangkit Lagi di China Meski Masih Dilarang
ILUSTRASI. China diam-diam bangkit sebagai kekuatan penambangan Bitcoin global, menduduki peringkat ketiga meski dilarang. Listrik murah jadi pendorong utama. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aktivitas penambangan Bitcoin diam-diam kembali meningkat di China meskipun pemerintah telah melarang seluruh kegiatan penambangan dan perdagangan kripto sejak 2021.

Didukung listrik murah dan ledakan pembangunan pusat data di sejumlah provinsi kaya energi, penambang individu maupun korporasi mulai kembali menjalankan operasinya, menurut pelaku industri dan data pasar.

Sebelum pelarangan diberlakukan, China merupakan pusat penambangan Bitcoin terbesar di dunia. Namun setelah larangan total pada 2021, pangsa pasar penambangan Bitcoin negara itu sempat turun hingga nol. Kini, China telah merangkak naik kembali menjadi peringkat ketiga global dengan pangsa 14% per Oktober, berdasarkan data Hashrate Index.

Kebangkitan aktivitas ini juga terlihat dari melonjaknya penjualan mesin rig penambangan milik Canaan Inc., menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang signifikan dari pasar dalam negeri China.

Listrik Murah Jadi Daya Tarik Utama

Wang, seorang penambang independen di Xinjiang, mengatakan bahwa ia memulai kembali aktivitas penambangan akhir tahun lalu memanfaatkan kelimpahan energi di wilayah tersebut.

Baca Juga: Bukan Panik! Ini Alasan Kiyosaki Jual Bitcoin di Tengah Market Crash

“Banyak energi di Xinjiang tidak bisa ditransmisikan keluar, jadi dikonsumsi lewat penambangan kripto,” ujar Wang.

“Banyak proyek penambangan baru sedang dibangun. Yang bisa saya katakan, orang menambang di mana listriknya murah,” tambahnya.

Pemerintah provinsi Xinjiang maupun National Development and Reform Commission (NDRC), otoritas yang menerapkan larangan pada 2021 tidak menanggapi permintaan komentar dari Reuters.

Dampak Larangan dan Lonjakan Harga Bitcoin

Pada 2021, tindakan keras Beijing memaksa penambang menutup operasi domestik dan pindah ke luar negeri, termasuk Amerika Utara dan Asia Tengah. Namun, lonjakan harga Bitcoin pada Oktober lalu, yang didorong oleh kebijakan pro-kripto Presiden AS Donald Trump serta meningkatnya ketidakpercayaan terhadap dolar, membuat penambangan kembali menarik.

Meski demikian, harga Bitcoin kini telah turun sekitar sepertiga dari puncak Oktober seiring melemahnya selera risiko global.

“Fleksibilitas kebijakan China muncul ketika insentif ekonomi cukup kuat di wilayah tertentu,” ujar Patrick Gruhn, CEO Perpetuals.com. “Kebangkitan penambangan di China adalah salah satu sinyal terpenting bagi pasar dalam beberapa tahun terakhir.”

Meskipun tidak ada pelonggaran resmi atas larangan penambangan, indikasi perubahan sikap pemerintah diperkirakan dapat menjadi dorongan positif bagi narasi Bitcoin sebagai aset global yang tahan terhadap intervensi negara.

Penambangan Aktif di Xinjiang hingga Sichuan

Penambangan Bitcoin yang sangat bergantung pada energi intensif semakin banyak terlihat di wilayah kaya listrik seperti Xinjiang dan Sichuan.

Duke Huang, mantan penambang asal Sichuan yang berhenti setelah larangan 2021, mengatakan beberapa rekannya telah kembali menambang.

Baca Juga: Bitcoin Anjlok ke Level Terendah 7 Bulan, Pasar Kripto Kehilangan US$1,2 T

“Ini wilayah sensitif… Tapi siapa pun yang mendapatkan listrik murah tetap menambang,” ujarnya.

Selain harga Bitcoin yang lebih tinggi, kelebihan pasokan listrik dan daya komputasi akibat pembangunan pusat data yang berlebihan oleh pemerintah lokal menjadi faktor pendorong rebound, menurut sumber industri.

Bukti Kebangkitan dari Data Penjualan Rig

Data penjualan dari produsen rig menunjukkan lonjakan permintaan dari China:

  • Canaan mencatat 30,3% pendapatan globalnya tahun lalu berasal dari China, naik drastis dari 2,8% pada 2022.

  • Pada kuartal kedua tahun ini, kontribusi China bahkan dilaporkan mencapai lebih dari 50%, menurut sumber internal.

Canaan mengatakan kegiatan bisnisnya tetap mematuhi regulasi China, namun menolak memberikan komentar tentang kebijakan penambangan.

“Di China, R&D, manufaktur, dan penjualan perangkat penambangan diperbolehkan,” kata perusahaan tersebut.

Perubahan Sikap Beijing Terhadap Aset Digital

Kebangkitan penambangan terjadi ketika Beijing menunjukkan tanda-tanda melunakkan sikapnya terhadap aset digital, yang sebelumnya dianggap mengancam mata uang fiat China dan membuka peluang pelarian modal.

Baca Juga: CEO Binance: Volatilitas Bitcoin Masih Sejalan dengan Aset Global Lainnya

Beberapa perkembangan penting:

  • UU stablecoin Hong Kong mulai berlaku pada Agustus, membuka peluang kota tersebut bersaing dengan AS dalam regulasi stablecoin.

  • China mempertimbangkan penggunaan stablecoin berbasis yuan untuk memperluas adopsi global RMB, menurut laporan Reuters.

Menurut CryptoQuant, sekitar 15%–20% kapasitas penambangan Bitcoin global saat ini beroperasi di China, jauh lebih besar dari yang diakui secara resmi.

Liu Honglin, pendiri Man Kun Law Firm, menilai bahwa pelarangan sulit diterapkan secara penuh.

“Secara pribadi saya pikir kebijakan pemerintah terhadap penambangan akan dilonggarkan secara bertahap, karena aktivitas ini tidak bisa dihentikan sepenuhnya.” ujarnya.

Selanjutnya: Panduan Praktis: Klaim Manfaat Jaminan Kecelakaan Kerja BPJS Ketenagakerjaan

Menarik Dibaca: 28 Camilan Sehat dan Enak untuk Diet Turun Berat Badan, Cek yuk!




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×