Sumber: Jerusalem Post,Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - TEHERAN. Iran bersumpah akan membalaskan dendamnya atas pembunuhan ilmuwan nuklir ternamanya, Mohsen Fakhrizadeh. Hal ini semakin meningkatkan ancaman konfrontasi baru antara Republik Islam dan Barat di mana masa jabatan Presiden AS Donald Trump hanya tinggal tersisa tujuh minggu lagi.
"Iran pasti akan menanggapi kematian ilmuwan kami pada waktu yang tepat," kata Presiden Iran Hassan Rouhani.
Melansir Reuters, kepala program senjata nuklir rahasia Iran, Fakhrizadeh ditembak dan tewas di Damavand, timur Teheran pada Jumat sore.
Sejumlah gambar dari tempat kejadian menunjukkan dua kendaraan, satu rusak dalam ledakan dan satu lagi penuh dengan tembakan peluru yang tampak seperti tembakan profesional.
Fakhrizadeh adalah perwira senior Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) dan mengepalai proyek senjata nuklir Iran. Dia adalah seorang profesor fisika di Universitas Imam Hussein di Teheran dan mantan kepala Pusat Penelitian Fisika Iran (PHRC).
Baca Juga: Teheran marah besar atas pembunuhan ilmuwan nuklir, AS-Iran di ambang perang?
Dia adalah satu-satunya ilmuwan Iran yang disebutkan dalam "penilaian akhir" IAEA tahun 2015 atas pertanyaan terbuka tentang program nuklir Iran. Dikatakan, dia mengawasi kegiatan dalam mendukung kemungkinan dimensi militer untuk program nuklir (Iran).
Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei berjanji untuk melanjutkan pekerjaan Fakhrizadeh, yang oleh pemerintah Barat dan Israel dijuluki Robert Oppenheimer versi Iran, salah satu kepala Proyek Manhattan.
Seorang penasihat militer untuk Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei menuduh Israel mencoba memprovokasi perang "besar-besaran" dengan membunuh Fakhrizadeh. "Di hari-hari terakhir kehidupan politik ... sekutu mereka (Presiden AS Donald Trump), Zionis (Israel) berusaha untuk meningkatkan tekanan terhadap Iran dan menciptakan perang besar-besaran," cuit komandan Hossein Dehghan.
Baca Juga: Media Iran sebut ilmuwan nuklir top negaranya dibunuh dengan senjata buatan Israel
"Kami akan membalas dan membuat mereka menyesali tindakan mereka," tulis Dehghan seperti yang dilansir Jerusalem Post.