kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.774   -14,00   -0,09%
  • IDX 7.473   -6,24   -0,08%
  • KOMPAS100 1.155   0,64   0,06%
  • LQ45 915   1,60   0,18%
  • ISSI 226   -0,60   -0,26%
  • IDX30 472   1,43   0,30%
  • IDXHIDIV20 570   2,50   0,44%
  • IDX80 132   0,24   0,18%
  • IDXV30 140   1,26   0,90%
  • IDXQ30 158   0,58   0,37%

Teheran marah besar atas pembunuhan ilmuwan nuklir, AS-Iran di ambang perang?


Selasa, 01 Desember 2020 / 07:34 WIB
Teheran marah besar atas pembunuhan ilmuwan nuklir, AS-Iran di ambang perang?
ILUSTRASI. Kecemasan pecahnya Perang Dunia III semakin meningkat setelah Teheran marah besar atas pembunuhan ilmuwan nuklir. REUTERS/ Patrick T. Fallon


Sumber: Express.co.uk | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Kecemasan akan pecahnya Perang Dunia III semakin meningkat setelah Teheran marah besar atas pembunuhan seorang ilmuwan nuklir Iran.

Melansir Express.co.uk, pakar politik Iran Ali Arouzi memperingatkan, Teheran dipastikan ingin membalas dan mengirim pesan ke AS dan Israel setelah kematian Mohsen Fakhrizadeh. Fakhrizadeh merupakan ilmuwan terkemuka dan tokoh penting dalam infrastruktur dan program nuklir negara itu. 

Dijelaskan, Fakhrizadeh meninggal dunia karena luka-luka setelah serangan bom dan senjata di mobilnya di kota Absard pada hari Jumat lalu.

Arouzi menilai, Iran ingin membalas dendam dengan cara yang sama seperti ketika AS membunuh Qasem Soleimani.

Baca Juga: Media Iran sebut ilmuwan nuklir top negaranya dibunuh dengan senjata buatan Israel

"Para pemimpin Iran harus membuat beberapa keputusan sulit. Mereka ingin membalas secara langsung, seperti yang mereka lakukan dengan Qasem Soleimani daripada menggunakan proxy mereka di wilayah tersebut," jelas Arouzi seperti dikutip Express.co.uk.

Dia menambahkan, "Aksi balasan itu ditujukan untuk mengirim pesan ke AS dan Israel, serta sebagai aksi untuk menyelamatkan muka mereka."

Arouzi juga menjelaskan konsekuensi dari serangan Iran yang terlalu cepat setelah pembunuhan tersebut.

Baca Juga: Serangan roket ISIS menyebabkan kebakaran kilang minyak di Irak utara

"Jika Iran benar-benar menyerang sebelum Joe Biden menjabat, mereka tidak hanya berisiko menghentikan kesepakatan nuklir sama sekali, yang sangat mereka inginkan untuk kembali ke jalurnya. Akan tetapi, hal itu juga bisa memicu pembalasan besar-besaran di akhir masa kepresidenan Donald Trump," paparnya.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×