Sumber: Jerusalem Post,Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Fakhrizadeh telah menjadi target perhatian badan-badan intelijen Israel selama 15 tahun terakhir.
Pada tahun 2018, saat pembukaan arsip nuklir rahasia Iran yang diperoleh Mossad, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyebut Fakhrizadeh dan berkata: "ingat nama itu, Fakhrizadeh."
File yang diambil oleh Mossad berfokus pada program senjata Iran yang dikenal sebagai "Proyek Amad", yang dipimpin oleh Fakhrizadeh. Ketika Iran memasuki kesepakatan nuklir 2015, mereka membantah bahwa program semacam itu ada.
Baca Juga: Tegang, Moskow ancam membalas setelah pasukan AS terobos perairan Rusia
Pada tahun 2003, Iran terpaksa mengesampingkan Proyek Amad, tetapi tidak untuk ambisi nuklirnya. Menurut Netanyahu pada saat itu, ini membagi programnya menjadi program terbuka dan program rahasia yang melanjutkan pekerjaan nuklir dengan judul pengembangan pengetahuan ilmiah.
Setelah pembunuhan Fakhrizadeh, Iran menulis surat kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan Dewan Keamanan PBB yang mengklaim "indikasi serius atas tanggung jawab Israel" dan bahwa Iran berhak untuk membela diri.
Guterres mendesak agar semua pihak menahan diri. “Kami telah mencatat laporan bahwa seorang ilmuwan nuklir Iran telah dibunuh di dekat Teheran hari ini. Kami mendesak semua pihak untuk menahan diri dan kebutuhan untuk menghindari tindakan apa pun yang dapat menyebabkan peningkatan ketegangan di wilayah tersebut,” kata juru bicara Guterres, Farhan Haq.
Baca Juga: AS beri sanksi perusahaan China dan Rusia karena dinilai membantu program rudal Iran