Sumber: Reuters | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - MOSKWA. Pendapatan minyak dan gas Rusia turun hampir 27% menjadi 888,6 miliar rubel atau setara US$ 10,93 miliar per Oktober 2025 dari periode yang sama tahun lalu.
Namun sebenarnya, data Kementerian Keuangan menunjukkan adanya kenaikan pendapatan sekitar 53% dibandingkan September lalu. Apalagi ini terjadi di tengah harga minyak yang lemah.
Selama ini pendapatan minyak dan gas menyumbang hingga seperempat dari pendapatan Rusia dan merupakan sumber uang tunai terpenting untuk kampanye militer Moskow di Ukraina, yang kini memasuki tahun keempat.
Baca Juga: Harga Minyak Turun 2% Selasa (28/10): Cermati Sanksi Rusia dan Rencana Produksi OPEC+
Secara keseluruhan, pendapatan anggaran pada Januari-Oktober turun 21,4%, dari tahun ke tahun, menjadi 7,5 triliun rubel. Hal ini sejalan dengan perkiraan tahunan terbaru kementerian tersebut.
Kementerian keuangan pada awalnya memperkirakan pendapatan minyak dan gas pada tahun 2025 sebesar 10,94 triliun rubel - atau 5% dari produk domestik bruto (PDB), tetapi kemudian diturunkan menjadi 8,32 triliun rubel. Pada tahun 2024, pendapatan minyak dan gas mencapai 11,13 triliun rubel.
Asal tahu saja, Amerika Serikat (AS) baru saja mengumumkan sanksi yang menargetkan perusahaan minyak besar Rusia, Rosneft dan Lukoil.Sanksi tersebut ditetapkan dengan tujuan melemahkan ekonomi Rusia sebagai bentuk paksaan untuk mengakhiri perang di Ukraina.













