kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Peneliti Israel sebut virus corona varian Afrika Selatan bisa menembus vaksin Pfizer


Senin, 12 April 2021 / 11:14 WIB
Peneliti Israel sebut virus corona varian Afrika Selatan bisa menembus vaksin Pfizer
ILUSTRASI. Suntikan vaksin Covid-19 produksi Pfizer/BioNTech.


Sumber: South China Morning Post | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - TEL AVIV. Sebuah penelitian terbaru di Israel menemukan bahwa virus corona varian Afrika Selatan mampu menerobos pertahanan yang dibangun vaksin Pfizer.

Varian virus korona yang ditemukan di Afrika Selatan dapat menerobos vaksin Pfizer sampai batas tertentu, meskipun prevalensinya di negara itu rendah dan penelitian tersebut belum ditinjau lebih lanjut.

Penelitian yang dirilis pada hari Sabtu (10/4) tersebut membandingkan hampir 400 orang yang dites positif Covid-19 dan telah menerima satu atau dua dosis vaksin setelah 14 hari, dengan 400 orang lainnya yang belum menerima vaksin.

Menurut penelitian oleh Universitas Tel Aviv dan penyedia perawatan kesehatan terbesar Israel, Clalit, varian Afrika Selatan alias B. 1.351 ditemukan sekitar 1 persen dari semua kasus Covid-19 di semua orang yang diteliti.

Baca Juga: Varian virus Covid-19 mutan ganda ditemukan di California, ilmuwan cemas

Tetapi di antara pasien yang telah menerima dua dosis vaksin, tingkat prevalensi varian itu delapan kali lebih tinggi daripada mereka yang tidak divaksinasi, 5,4% berbanding 0,7% seperti dikutip South China Morning Post.

Berdasarkan hasil tersebut, peneliti menyimpulkan vaksin itu kurang efektif melawan varian Afrika Selatan, dibandingkan dengan virus corona asli dan  varian yang pertama kali diidentifikasi di Inggris.

"Kami menemukan tingkat yang lebih tinggi dari varian Afrika Selatan di antara orang yang divaksinasi dengan sosis kedua, dibandingkan dengan kelompok yang tidak divaksin. Artinya, varian Afrika Selatan mampu, sampai batas tertentu, menembus perlindungan vaksin," ungkap Adi Stern dari Universitas Tel Aviv, seperti dikutip South China Morning Post.

Meskipun demikian, para peneliti memperingatkan bahwa studi terbaru mereka ini memiliki jumlah sample yang relatif kecil dan masih membutuhkan penelitian lebih lanjut. Jumlah kasus dengan varian Afrika Selatan juga cukup langka di Israel.

Baca Juga: China berencana mencampurkan vaksin Covid-19 demi tingkatkan kemanjuran



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×