Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
"Spesimen feses lebih nyaman, aman, dan non-invasif untuk dikumpulkan pada populasi anak dan dapat memberikan hasil yang akurat," kata Chan dalam siaran pers, Senin (7/9), seperti dikutip Reuters.
Hal ini, Chan menambahkan, membuat tes tinja "pilihan yang lebih baik untuk skrining Covid-19 pada bayi, anak kecil, dan mereka yang sampel dari pernapasannya sulit untuk dikumpulkan".
Para peneliti CUHK juga menyelidiki sampel tinja dari 15 pasien Covid-19 di Hong Kong antara Februari dan April. Hasilnya, mereka menemukan infeksi virus usus aktif pada tujuh di antaranya, bahkan tanpa gejala gastrointestinal.
Baca Juga: Terendah sejak Maret, Singapura hanya laporkan 22 kasus virus corona
Tiga pasien terus menunjukkan infeksi virus aktif hingga enam hari setelah pembersihan virus dari sampel pernapasan mereka. Temuan itu, para peneliti CUHK mengungkapkan, juga menyoroti ancaman potensi penularan virus feses-oral
Mereka juga mengatakan, ada lebih dari satu pasien virus corona di Hong Kong yang memiliki tes tinja positif, sementara tes pernapasan negatif. Yang berarti, tes tinja "lebih efektif" untuk menyaring kelompok orang tertentu.
Studi tersebut peneliti CUHK publikasikan di jurnal medis internasional GUT.