kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.934   1,00   0,01%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Pengaduan whistleblower menggambarkan Gedung Putih menutupi skandal Trump-Ukraina


Jumat, 27 September 2019 / 05:20 WIB
Pengaduan whistleblower menggambarkan Gedung Putih menutupi skandal Trump-Ukraina


Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Komite Intelijen DPR yang dipimpin Partai Demokrat merilis versi laporan whistleblower yang memicu kontroversi dan mendorong Ketua DPR Nancy Pelosi mengumumkan penyelidikan pemakzulan resmi kepada Presiden AS Donald Trump.

Mengutip Reuters, laporan itu mengatakan Trump bertindak untuk memajukan kepentingan politik pribadinya, mempertaruhkan keamanan nasional dan bahwa pejabat Gedung Putih turun tangan untuk mengalihkan bukti ke sistem elektronik yang terpisah.

"Ini adalah rahasia," kata Pelosi. "Presiden telah terlibat dalam penyamaran selama ini."

Trump membantah bahwa dia bersalah.

Baca Juga: Trump: Kesepakatan untuk mengakhiri perang dagang dengan China bisa lebih cepat

Menurut ringkasan panggilan telepon 25 Juli yang menjadi pusat keluhan whistleblower, Trump menekan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy untuk menyelidiki calon presiden Partai Demokrat Joe Biden, berkoordinasi dengan Jaksa Agung AS William Barr dan pengacara pribadi Trump Rudy Giuliani. Ringkasan tertulis panggilan tersebut dirilis oleh administrasi Trump pada Rabu lalu.

Laporan whistleblower, mengutip pejabat AS mengatakan pejabat senior Gedung Putih turun tangan untuk menutup catatan panggilan tersebut, terutama transkrip kata demi kata resmi.

"Alih-alih transkrip itu dimuat ke dalam sistem elektronik terpisah yang jika digunakan untuk menyimpan dan menangani informasi rahasia yang sangat sensitif," kata laporan itu.

"Seorang pejabat Gedung Putih menggambarkan tindakan ini sebagai tindakan penyalahgunaan sistem elektronik karena panggilan itu tidak mengandung sesuatu yang sensitif dari perspektif keamanan nasional."

Demokrat menuduh Trump meminta bantuan asing untuk mengotori saingan politiknya. Kontroversi Ukraina menyusul kesimpulan intelijen AS bahwa Rusia ikut campur dalam Pemilu AS tahun 2016 dengan kampanye peretasan dan propaganda untuk mendorong pencalonan Trump.

Dalam audiensi Komite Intelijen selama tiga jam, pejabat tinggi intelijen AS, Pejabat Direktur Intelijen Nasional Joseph Maguire mengatakan pelapor telah bertindak dengan itikad baik dan mengikuti hukum dalam mengajukan pengaduan yang bertanggal 12 Agustus.

Panggilan ke Zelenskiy terjadi setelah Trump memerintahkan pembekuan hampir US$ 400 juta bantuan Amerika ke Ukraina, yang kemudian hanya dirilis pemerintah. Sebelum panggilan itu, pemerintah Ukraina memberitahu bahwa interaksi antara Zelenskiy dan Trump bergantung pada apakah pemimpin Ukraina itu akan "bermain bola" kata whistleblower.

Trump bereaksi marah setelah sidang dan menyerang Demokrat untuk menyelidiki pemakzulan mereka.

Baca Juga: Wall Street kembali bangkit lantaran investor mulai abaikan risiko pemakzulan Trump

"Apa yang Demokrat lakukan terhadap negara ini memalukan dan tidak boleh diizinkan. Harus ada cara untuk menghentikannya, mungkin secara hukum melalui pengadilan," kata Trump kepada wartawan.

Identitas pelapor, seseorang dalam komunitas intelijen AS, belum dipublikasikan. Dalam laporan itu, pengungkap fakta mengatakan bahwa "Saya bukan saksi langsung untuk sebagian besar peristiwa yang dijelaskan" dan mendasarkan informasi dari rekan kerja.

The New York Times, mengutip tiga orang yang mengenal identitas sang pelapor mengatakan bahwa pelapor adalah seorang petugas CIA yang suatu waktu bekerja di Gedung Putih.

Baca Juga: Hal-hal memalukan yang terungkap dari panggilan telepon Presiden AS-Ukraina

The New York Times dan Los Angeles Times melaporkan bahwa Trump memberi tahu staf misi AS ke PBB bahwa ia ingin tahu siapa yang memberikan informasi kepada pelapor.

"Saya ingin tahu siapa yang memberi informasi ke pelapor. Karena itu hampir menjadi mata-mata," tulis Los Angeles Times mengutip Trump berdasarkan rekaman pidatonya yang dibuat oleh orang yang menghadiri acara di New York.

Kekhawatiran pelapor tak hanya soal pembicaraan Trump dengan Zelensky. Hari berikutnya, kata laporan itu, Perwakilan khusus untuk perundingan Ukraina Kurt olker dan Duta Besar untuk Uni Eropa Gordon Sondland bertemu dnegan Zelenskiy dan warga Ukraina lainnya dan menasihati mereka tentang cara mengavigasi tuntutan yang dibuat oleh Presiden Zelenskiy."



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×