Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Pengeluaran rumah tangga di Jepang naik lebih rendah dari yang diharapkan pada Juli, menurut data pemerintah yang dirilis pada Jumat (6/9).
Konsumen masih berhati-hati dalam mengeluarkan uang di tengah kenaikan harga yang terus berlangsung.
Pengeluaran konsumen hanya naik 0,1% pada Juli dibandingkan dengan tahun sebelumnya, jauh di bawah perkiraan pasar yang memprediksi pertumbuhan sebesar 1,2%.
Baca Juga: China Desak AS untuk Segera Cabut Semua Tarif atas Barang-Barang Tiongkok
Secara musiman, pengeluaran bulan ke bulan turun sebesar 1,7%, dibandingkan dengan perkiraan penurunan hanya 0,2%.
Sehari sebelumnya, data menunjukkan bahwa upah riil yang disesuaikan dengan inflasi di Jepang naik untuk bulan kedua berturut-turut pada Juli, terutama berkat lonjakan bonus musim panas.
Gaji pokok atau upah tetap mengalami peningkatan tercepat dalam hampir 32 tahun, sebagai hasil dari pembicaraan upah antara serikat pekerja dan manajemen pada musim semi ini.
Baca Juga: Dorong Ekspansi Global, BYD Hadapi Ujian Berat di Jepang
Namun, seorang pejabat pemerintah menyatakan bahwa tantangan terbesar adalah apakah upah riil akan terus meningkat pada Agustus dan bulan-bulan berikutnya, tanpa adanya faktor musiman seperti bonus musim panas.
Selain upah yang kuat dan inflasi yang stabil, konsumsi yang kuat juga menjadi faktor penting bagi Bank of Japan (BOJ) dalam memutuskan apakah akan menaikkan suku bunga lebih lanjut.
BOJ telah mengakhiri kebijakan suku bunga negatif pada Maret lalu dan menaikkan suku bunga jangka pendek menjadi 0,25% pada Juli, dengan pandangan bahwa ekonomi Jepang semakin dekat untuk mencapai target inflasi 2% secara berkelanjutan.
Baca Juga: Mantan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in Ditetapkan Tersangka dalam Kasus Suap
Bulan lalu, pemerintah Jepang meningkatkan penilaian ekonominya untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu tahun, seiring dengan adanya tanda-tanda peningkatan pengeluaran pribadi yang menyumbang lebih dari setengah ekonomi Jepang.