CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.341.000   -7.000   -0,30%
  • USD/IDR 16.725   -32,00   -0,19%
  • IDX 8.414   -5,56   -0,07%
  • KOMPAS100 1.163   -1,38   -0,12%
  • LQ45 846   -2,34   -0,28%
  • ISSI 294   -0,29   -0,10%
  • IDX30 440   -1,80   -0,41%
  • IDXHIDIV20 510   -4,13   -0,80%
  • IDX80 131   -0,28   -0,21%
  • IDXV30 135   -0,09   -0,06%
  • IDXQ30 141   -1,39   -0,98%

Pengidap disleksia yang menyelamatkan bisnis dari kebangkrutan (2)


Kamis, 05 April 2018 / 09:00 WIB
Pengidap disleksia yang menyelamatkan bisnis dari kebangkrutan (2)


Reporter: Yoliawan H | Editor: Tri Adi

KONTAN.CO.ID - Siapa yang pernah menyangka seorang raja media seperti Ted Turner ternyata memiliki kendala kesulitan membaca ketika kecil. Dia pun sulit untuk mengikuti pelajaran matematika. Turner kecil lebih tertarik pada pendidikan militer di sekolah. Ini yang membentuk sikap disiplin pada dirinya hingga dewasa. Turner tidak menyesaikan kuliahnya alias drop out. Pada awal kariernya, Turner ikut menjalankan bisnis sang ayah di sektor media periklanan.

Kehidupan Robert Edward Turner III atau yang lebih dikenal Ted Turner sejak kecil hingga menjadi salah satu orang terkaya di dunia ini tidaklah semudah bayangan orang. Banyak penderitaan dan tantangan yang harus dilewati Turner untuk mencapai kesuksesan hingga menjadi raja media hingga kini.

Saat masih berada di bangku sekolah di McCallie Boarding School, Turner mengalami kesulitan dalam membaca dan juga belajar matematika. Ternyata Turner di vonis mengidap disleksia sejak kecil oleh dokter. Kemampuannya membaca lebih rendah dari anak-anak seusianya.

Turner justru lebih tertarik ikut kelas militer yang diadakan di sekolahnya. Ketertarikannya pada pendidikan militer menjadi salah satu latar belakang pembentuk sikap disiplinnya dalam setiap pekerjaan. Sikap ini dia bawa hingga menjadi bos dan harus mengelola perusahaan dan sumber daya manusia.

Selesai sekolah, Turner melanjutkan pendidikan bangku kuliah di Brown University. Namun, dia tidak dapat menyelesaikan pendidikannya dan harus drop out menjelang kelulusan.

Gagal di pendidikan tidak membuat Turner berkecil hati. Pada tahun 1960, Turner memulai bisnis pertamanya di bidang media dengan ikut menjalankan usaha milik ayahnya Robert Edward Turner II. Sang ayah memiliki bisnis di bidang media periklanan. Turner di dapuk sebagai manajer dari salah satu cabang Turner Advertisings Macon.

Berkat ketekunan dan kedisiplinan yang dia terapkan, Turner berhasil menaikkan pendapatan cabang tersebut hingga dua kali lipat. Itu membuat kepercayaan ayahnya meningkat dan menyiapkan Turner sebagai calon pemimpin perusahaan tersebut untuk menggantikan ayahnya kelak.

Sayang, kejadian tragis harus terjadi. Ayahnya harus meninggal dengan cara tragis karena bunuh diri tahun setelah Turner bergabung. Penyebabnya karena sang ayah depresi berat setelah mengakuisisi perusahaan kompetitor yang tidak memberikan kontribusi positif ke perusahaannya. Aksi korporasi itu gagal dan membuat keuangan perusahaan milik sang ayah di ambang kebangkrutan.

Ayahnya juga mengidap penyakit bipolar yang membuat kesehatan psikologisnya terganggu. Dalam kondisi terpuruk tersebut, Turner harus mengambil alih bisnis ini dan menyelamatkannya dari kebangkrutan.

Kecermatan Turner mengambil peluang tercermin saat di memutuskan membeli beberapa stasiun radio dan mengubah bisnis periklanan media ke arah yang lebih digital. Keputusannya ini diterima baik oleh pasar. Pada tahun 1970, Turner Communication berhasil menjadi salah satu perusahaan media terbesar di tenggara Amerika.

Turner terus berinovasi dengan masuk ke media televisi. Dia haus berekspansi. Dia membeli hak cipta dari beberapa film klasik dan acara situasi komedi (sitkom). Dengan kreativitasnya, Turner mengubah sedikit acara tersebut dan berhasil menarik perhatian masyarakat yang membuat acaranya mencetak pundi uang.

Tahun 1976, Turner terus melanjutkan ekspansi dengan masuk ke teknologi satelit agar dapat meraih pelanggan lebih masif lagi. Dia melakukan re-branding perusahaannya menjadi Turner Broadcasting Company. Idenya terus berkembang hingga menciptakan program Cabel News Network (CNN) yang merupakan televisi berita pertama.

Pada 1992 dia membuat channel televisi baru di bawah naungan grupnya seperti Cartoon Network, Turner Network Television (TNT) serta Turner Classic Movies (TCM). Pada 1996, Turner Broadcasting mulai menjadi penguasa pasar televisi.

(Bersambung)




TERBARU

[X]
×