CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.348.000   -16.000   -0,68%
  • USD/IDR 16.725   -32,00   -0,19%
  • IDX 8.414   -5,56   -0,07%
  • KOMPAS100 1.163   -1,38   -0,12%
  • LQ45 846   -2,34   -0,28%
  • ISSI 294   -0,29   -0,10%
  • IDX30 440   -1,80   -0,41%
  • IDXHIDIV20 510   -4,13   -0,80%
  • IDX80 131   -0,28   -0,21%
  • IDXV30 135   -0,09   -0,06%
  • IDXQ30 141   -1,39   -0,98%

Harga Minyak Ditutup Melemah 1% di Akhir Pekan, Posisi Terendah dalam Sebulan


Sabtu, 22 November 2025 / 06:36 WIB
Harga Minyak Ditutup Melemah 1% di Akhir Pekan, Posisi Terendah dalam Sebulan
ILUSTRASI. Harga minyak mentah acuan, Brent dan WTI kompak melemah di pekan ini


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak turun sekitar 1% dan menetap di level terendah dalam satu bulan karena Amerika Serikat (AS) mendorong kesepakatan damai Rusia-Ukraina yang dapat meningkatkan pasokan minyak global. Sementara ketidakpastian atas suku bunga AS mengekang selera risiko investor.

Jumat (21/11/2025), harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman Januari 2026 ditutup turun 82 sen atau 1,3% menjadi US$ 62,56 per barel.

Sementara, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Desember 2025 ditutup melemah 94 sen atau 1,6% ke US$ 58,06 per barel.

Kedua patokan harga minyak mentah tersebut turun sekitar 3% dalam sepekan terakhir dan mencapai harga terendah sejak 21 Oktober.

Baca Juga: Sodorkan Rencana Perdamaian Ukraina-Rusia, Donald Trump: Zelenskiy Harus Setuju

Sentimen pasar berubah menjadi pesimis karena Washington mendorong rencana perdamaian antara Ukraina dan Rusia untuk mengakhiri perang tiga tahun, sementara sanksi terhadap produsen minyak Rusia Rosneft dan Lukoil akan mulai berlaku pada hari Jumat. 

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy memperingatkan pada hari Jumat bahwa Ukraina berisiko kehilangan martabat dan kebebasannya – atau dukungan Washington – atas rencana perdamaian Washington yang mendukung tuntutan-tuntutan utama Rusia, sebuah proposal yang menurut Presiden AS Donald Trump harus diterima Kyiv dalam waktu seminggu. 

Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada hari Jumat bahwa proposal perdamaian AS di Ukraina dapat menjadi dasar penyelesaian konflik, tetapi jika Kyiv menolak rencana tersebut, pasukan Rusia akan terus maju.

Kesepakatan damai dapat memungkinkan Rusia mengekspor lebih banyak bahan bakar. Rusia adalah produsen minyak mentah terbesar kedua di dunia setelah AS pada tahun 2024, menurut data energi federal AS.

"Dengan berita perundingan yang datang tepat ketika sanksi AS terhadap dua perusahaan minyak terbesar Rusia akan berlaku hari ini, pasar minyak merasakan sedikit kelegaan dari risiko terhadap pasokan minyak Rusia," kata Jim Reid, direktur pelaksana di Deutsche Bank.

Namun, kesepakatan damai mungkin masih jauh dari kenyataan.

Baca Juga: China Batalkan Puluhan Konser Musisi Jepang di Tengah Panasnya Ketegangan Diplomatik

"Kesepakatan masih jauh dari pasti," kata analis ANZ dalam sebuah catatan kepada klien, menambahkan bahwa Kyiv telah berulang kali menolak tuntutan Rusia sebagai hal yang tidak dapat diterima.

"Pasar juga menjadi skeptis bahwa pembatasan terbaru terhadap perusahaan minyak Rusia Rosneft dan Lukoil akan efektif," kata para analis. Lukoil memiliki waktu hingga 13 Desember untuk menjual portofolio internasionalnya yang besar.

Dolar AS yang lebih kuat juga membebani harga minyak. Dolar AS mencapai titik tertinggi dalam enam bulan terhadap sekeranjang mata uang lainnya, membuat minyak yang dihargakan dalam dolar lebih mahal bagi banyak pembeli global. 

Mengenai suku bunga AS, Presiden The Fed Dallas Lorie Logan menyerukan agar suku bunga acuan tetap dipertahankan "untuk sementara waktu" sementara bank sentral menilai seberapa besar dampak tingkat biaya pinjaman saat ini terhadap perekonomian. 

Sementara, Presiden The Fed Boston Susan Collins mengatakan, kebijakan sudah tepat, menunjukkan bahwa ia tetap skeptis terhadap perlunya pemotongan suku bunga lagi pada pertemuan bulan depan. 

Baca Juga: Program Pertahanan Rudal Golden Dome Presiden Trump Hadapi Kemunduran Serius

Sedangkan, Presiden The Fed New York John Williams mengatakan, bank sentral masih dapat memangkas suku bunga "dalam waktu dekat" tanpa membahayakan target inflasinya.

Suku bunga yang lebih rendah dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak.

Dalam berita ekonomi lainnya, aktivitas pabrik AS melambat ke level terendah dalam empat bulan pada bulan November karena harga yang lebih tinggi akibat tarif impor menghambat permintaan, yang menyebabkan penumpukan barang yang tidak terjual yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. 

Selanjutnya: Panduan Tarik Tunai Kartu Kredit BCA Everyday Card: Biaya & Limitnya

Menarik Dibaca: Superfood untuk Usus, Ini 15 Makanan Prebiotik dari Pisang sampai Rumput Laut




TERBARU

[X]
×