Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak dunia melanjutkan penguatan pada Rabu (22/10/2025), didorong oleh kekhawatiran gangguan pasokan akibat sanksi, optimisme perbaikan hubungan dagang AS–China, serta rencana Amerika Serikat untuk mengisi kembali cadangan minyak strategis (Strategic Petroleum Reserve / SPR).
Mengutip Reuters, harga minyak mentah Brent naik 0,29% menjadi US$ 61,50 per barel. Sementara West Texas Intermediate (WTI) menguat 0,37% ke US$ 57,45 per barel pada pukul 01.37 GMT.
Baca Juga: Amerika Serikat (AS) Akan Beli 1 Juta Barel Minyak untuk Isi Cadangan Strategis
Harga minyak kini mulai bangkit dari posisi terendah lima bulan yang terjadi pada awal pekan, ketika produksi meningkat dan ketegangan dagang menekan permintaan global.
Kekhawatiran pasokan meningkat setelah rencana pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin ditunda, serta tekanan negara-negara Barat terhadap pembelian minyak Rusia oleh negara-negara Asia.
“Meski sentimen pasar masih cenderung bearish akibat surplus pasokan dan lemahnya permintaan, risiko gangguan pasokan dari Rusia, Venezuela, Kolombia, dan Timur Tengah tetap membatasi penurunan harga di bawah US$ 60 per barel,” kata Mukesh Sahdev, CEO XAnalysts.
Selain itu, investor juga menanti hasil pembicaraan dagang AS–China yang dijadwalkan berlangsung pekan ini di Malaysia.
Baca Juga: Anjlok Gila-gilaan, Harga Emas Antam Hari Ini Rabu 22 Oktober 2025 Tinggal Segini
Trump sebelumnya menyatakan optimistis dapat mencapai kesepakatan perdagangan yang adil dengan Presiden China Xi Jinping saat bertemu di Korea Selatan pekan depan.
Harga minyak turut mendapat dukungan dari kabar bahwa Departemen Energi AS akan membeli 1 juta barel minyak untuk mengisi kembali cadangan strategis nasional.
Menurut data American Petroleum Institute (API), stok minyak mentah, bensin, dan distilat AS tercatat menurun pada pekan lalu.