Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - BOSTON. Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) dalam pertemuan tahunan yang digelar pada 5 Oktober 2021 menyatakan optimis bahwa permintaan perjalanan akan meningkat. Potensi perjalanan udara saat ini sudah besar hanya saja terkendala dengan aturan pemerintah pembatasan yang diberlakukan pemerintah.
Melihat potensi permintaan yang terpendam saat ini, asosiasi yang beranggotakan 290 maskapai ini memperkirakan perjalanan internasional akan meningkat dua kali lipat tahun depan dibandingkan dengan tingkat depresi yang terlihat selama pandemi dan mencapai 44% dari posisi tahun 2019.
Sedangkan perjalanan domestik ditaksir bakal 93% dari posisi sebelum pandemi. "Orang ingin terbang. Kami telah melihat bukti kuat tentang itu. Mereka tidak bisa terbang karena kami memiliki batasan yang menghambat perjalanan internasional," kata Direktur Jenderal IATA Willie Walsh dikutip Reuters, Rabu (6/10).
The Trade Group yang beranggotakan lusinan maskapai milik negara menyalahkan aturan masuk dan persyaratan pengujian di 50 pasar perjalanan udara teratas.
Baca Juga: CEO JPMorgan sebut Bitcoin tidak punya nilai intrinsik
Bahkan beberapa pemimpin maskapai dan perusahaan leasing yang mencoba menghadiri pertemuan tahunan IATA di Boston tidak dapat melakukan perjalanan atau harus meluangkan waktu ekstra untuk karantina. Maskapai menyerukan agar pembatasan pada pelancong yang sudah divaksin dan protokol kesehatan umum di perbatasan diakhiri.
Emirate Dubai merupakan salah satu maskapai paling bullish pada prospek pemulihan setelah pembatasan berakhir. Tim Clark Presiden Emirates mengatakan pemesanan di pasar yang dibuka kembali seperti Inggris dan Amerika Serikat telah naik secara eksponensial. "Itu mencerminkan gelombang permintaan yang kita lihat di mana-mana. Permintaan untuk perjalanan udara akan pulih dengan sendirinya," katanya.
Maskapai global mendapat dukungan dari pemerintahan Presiden Biden yang berencana membuka kembali Amerika Serikat (AS) pada November untuk pelancong dari 33 negara.
Tetapi maskapai penerbangan meninggalkan pertemuan Boston ketika mereka tiba, dengan neraca yang sangat tegang, dan Clark mengatakan sebagian besar akan tetap menghindari risiko dan fokus pada pengembalian uang tunai selama 2-3 tahun.
IATA memperingatkan tantangan serius tetap ada bagi operator, sambil melampiaskan frustrasi di bandara dan pemasok lain karena tidak melakukan cukup banyak untuk berbagi rasa sakit yang ditimbulkan oleh krisis.
Baca Juga: Biden telpon Xi Jinping di tengah memanasnya relasi Beijing-Taipei
Meskipun Gedung Putih belum menetapkan tanggal untuk mencabut pembatasan perjalanan bagi orang Eropa, JetBlue memperkirakan hal itu akan terjadi menjelang liburan Thanksgiving AS bulan depan. "Jika pembukaan kembali ditunda, kami akan menghadapi konsekuensi di seluruh industri," kata Kepala Eksekutif Robin Hayes
Chief Executive United Airlines Scott Kirby mengatakan pemesanan untuk penerbangan trans-Atlantik pekan lalu lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun 2019.
Perusahaan leasing terbesar di dunia, AerCap (AER.N), mengatakan keberhasilan pembukaan kembali pasar jarak jauh paling penting di dunia akan menjadi tren untuk diikuti pasar lain.