Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lebih dari 8.000 data anak dari sejumlah nursery di London yang dikelola Kido International dicuri oleh kelompok peretas bernama Radiant.
Dalam klaim yang dipublikasikan di portal gelap mereka, kelompok tersebut membuktikan aksinya dengan merilis nama, foto, alamat rumah, serta informasi kontak keluarga dari 10 anak yang diduga bersekolah di salah satu dari 18 nursery Kido di wilayah Greater London.
Insiden ini memicu kekhawatiran serius terkait keamanan data pribadi serta perlindungan anak di Inggris.
Ancaman Rilis Data Tambahan
Radiant menyatakan bahwa langkah selanjutnya adalah merilis 30 profil anak tambahan serta data milik 100 karyawan. Mereka juga mengklaim telah berada di dalam jaringan Kido selama berminggu-minggu.
Baca Juga: Pemerintah Inggris Berikan Jaminan Pinjaman US$2 Miliar untuk Jaguar Land Rover
Mengenai lokasi mereka, kelompok itu mengaku berbasis di Rusia, meski tidak memberikan bukti. Hingga saat ini, Kido International belum memberikan komentar resmi, sementara Kepolisian Metropolitan London menyebutkan bahwa penyelidikan masih berlangsung dan belum ada penangkapan.
Ransomware dan Modus Operandi
Aksi ini menggunakan teknik ransomware, yakni perangkat lunak berbahaya yang dipakai untuk mengenkripsi data perusahaan dan meminta tebusan agar data dapat dipulihkan. Meski begitu, Radiant tidak mengungkapkan berapa jumlah uang tebusan yang diminta kepada Kido International.
Menurut Jonathon Ellison dari National Cyber Security Centre (NCSC), bagian dari badan intelijen Inggris GCHQ, aksi ini sangat berbahaya.
“Pelaku kejahatan siber akan menarget siapa pun selama ada peluang keuntungan. Menyerang lembaga yang mengurus anak-anak adalah tindakan yang sangat tercela,” tegasnya.
Baca Juga: Hadapi Kenaikan Tarif Obat-obatan Trump, Inggris Tawarkan Pembayaran lebih Mahal
Rangkaian Serangan Siber di Inggris
Kasus Kido International hanyalah satu dari sederet serangan ransomware besar di Inggris tahun ini.
-
Jaguar Land Rover: Pemerintah Inggris tengah mempertimbangkan dukungan finansial bagi pemasok perusahaan otomotif tersebut setelah serangan siber menyebabkan shutdown produksi hingga Oktober.
-
Collins Aerospace (RTX): Serangan ransomware melumpuhkan sistem check-in otomatis di Bandara Heathrow dan menimbulkan kekacauan perjalanan di sejumlah bandara Eropa. Polisi Inggris telah menangkap seorang pria terkait kasus ini.
-
Marks & Spencer (M&S): Pada April, kelompok peretas Scattered Spider diduga berada di balik serangan yang menghentikan layanan pemesanan online ritel ternama Inggris tersebut selama berminggu-minggu. Perusahaan bahkan memproyeksikan kerugian hingga £300 juta (± Rp6,7 triliun) dalam laba operasional tahun fiskal 2025/26 akibat insiden ini.