Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - MUMBAI. Xiaomi tengah fokus meningkatkan penjualannya pada gerai ritel yang ada di India. Hal ini dilakukan demi menghidupkan kembali penjualan smartphone Xiaomi setelah tertinggal dengan Samsung.
Dilansir dari Reuters, Senin (17/7), penjualan smartphone di India lewat e-commerce seperti Amazon dan Walmart Flipkart meroket sebesar 44% dalam beberapa tahun terakhir. Ini membantu Xiomi dalam melakukan ekspansi bisnis.
Meski banyak penjualan lewat platform online kehadiran gerai juga masih menjadi segmen penjualan yang besar, dan Xiaomi berharap segmen tersebut bisa terus berkembang.
“Posisi pasar kami secara offline jauh lebih rendah dibandingkan dengan posisi online,” ujar kepala Xiaomi India, Muralikrishnan B.
Baca Juga: Angka Pengangguran di China Meningkat Seiring Melambatnya Pertumbuhan Ekonomi
Berdasarkan data Counterpoint Research, hanya 34% dari penjualan unit Xiaomi di India tahun ini yang berasal dari toko-toko ritel, dan sisanya melalui situs web yang mendominasi penjualan Xiaomi.
Sementara Samsung, sebaliknya, di mana perusahaan asal Korea Selatan ini mampu mendapatkan 57% dari penjualannya dari toko.
Saat ini Xiomi telah memiliki 18.000 gerai dan berencana untuk menambah gerai baru termasuk meningkatkan mitra kerja dengan vendor ponsel lainnya dalam menawarkan produk lainnya seperti TV, CCTV dan lain sebagainya.
Dorongan untuk mengembangkan penjualan offline muncul ketika Xiaomi kehilangan posisi penjualan dari Samsung, yang memiliki portofolio ponsel premium yang jauh lebih besar dan tengah digandrungi oleh masyarakat.
Di India, Samsung memiliki pangsa pasar sekitar 20%, sementara Xiaomi yang secara historis berfokus pada ponsel murah tapi bukan murahan memiliki pangsa pasar 16%.
Baca Juga: Siapa Jane Birkin? Ini Kisahnya hingga Jadi Ikon Tas Hermes Birkin
Selain mengembangkan gerainya, Xiaomi juga bakal mempekerjakan lebih banyak sales di toko (promotor toko). Perusahaan menargetkan bisa meningkatkan jumlah promotor toko menjadi 12.000 orang di akhir tahun nanti.
Tantangan lain Xiaomi di India adalah pembekuan aset banknya senilai US$ 673 juta oleh agen federal sejak tahun lalu. Badan tersebut menuduh Xiaomi melakukan pengiriman uang ilegal ke entitas asing atas nama royalti. Namun, perusahaan membantah hal tersebut.