Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Penjualan ritel di Amerika Serikat (AS) meningkat melebihi perkiraan pada bulan Maret 2024, terutama karena adanya lonjakan penerimaan di pengecer online. Data ini menjadi bukti tambahan bahwa perekonomian AS mulai membaik pada kuartal pertama.
Biro Sensus Departemen Perdagangan AS merilis bahwa penjualan ritel AS naik sebesar 0,7% pada bulan Maret. Data bulan Februari direvisi lebih tinggi menjadi peningkatan 0,9%, tidak seperti yang sebelumnya dilaporkan, yaitu 0,6%.
Para ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan penjualan eceran, yang sebagian besar terdiri dari barang-barang dan tidak disesuaikan dengan inflasi, akan naik sebesar 0,3% pada bulan Maret.
Baca Juga: Risiko Anggaran Pemerintah Meningkat, China Alami Penurunan Outlook Peringkat Utang
Laporan ini mengikuti berita bulan ini tentang pertumbuhan lapangan kerja yang kuat pada bulan Maret, dan memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve mungkin menunda pemotongan suku bunga tahun ini.
Meskipun inflasi dan biaya pinjaman lebih tinggi, belanja terus meningkat, yang menghancurkan prediksi tekanan di kalangan rumah tangga berpendapatan rendah, berkat ketahanan pasar tenaga kerja.
Data terbaru kartu kredit Bank of America menunjukkan pengeluaran masyarakat berpendapatan rendah terus melampaui pengeluaran masyarakat berpendapatan tinggi.
Baca Juga: Pemerintah Targetkan Penjualan SBN Ritel Rp 160 Triliun di 2024, Simak Tantangannya
"Alasan utamanya adalah, meskipun konsumen berpendapatan rendah lebih terpengaruh oleh inflasi, mereka juga mendapat manfaat terbesar dari kekuatan pasar tenaga kerja," tulis ekonom di Bank of America Securities dalam catatan mereka.
"Pekerja berpendapatan rendah telah mengalami kenaikan upah yang paling signifikan sejak awal pandemi."
Pertambahan lapangan kerja rata-rata mencapai 276.000 per bulan pada kuartal pertama, dibandingkan dengan 212.000 pada kuartal Oktober-Desember. Meskipun pertumbuhan upah melambat, tetapi masih tetap di atas 4,0% secara tahunan.
Penjualan eceran yang tidak termasuk mobil, bensin, bahan bangunan, dan jasa makanan meningkat sebesar 1,1% pada bulan Maret. Data untuk bulan Februari direvisi lebih tinggi, menunjukkan peningkatan penjualan eceran sebesar 0,3%, berbeda dari yang sebelumnya dilaporkan, yaitu tidak berubah.
Baca Juga: Risiko Anggaran Pemerintah Meningkat, China Alami Penurunan Outlook Peringkat Utang
Penjualan eceran inti paling erat terkait dengan komponen belanja konsumen dalam produk domestik bruto.
Meskipun belanja mungkin melambat dibandingkan dengan tingkat yang tinggi pada kuartal keempat, belanja tersebut kemungkinan masih cukup untuk mendukung perekonomian pada kuartal Januari-Maret.
Perkiraan pertumbuhan pada kuartal pertama saat ini mencapai tingkat tahunan sebesar 2,4%. Perekonomian tumbuh pada tingkat 3,4% pada kuartal Oktober-Desember.