kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penjualan Ritel Jepang pada November Masih Tumbuh Meski Risiko Omicron Membayangi


Senin, 27 Desember 2021 / 09:45 WIB
Penjualan Ritel Jepang pada November Masih Tumbuh Meski Risiko Omicron Membayangi
ILUSTRASI. Bisnis ritel di Jepang. REUTERS/Issei Kato


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Penjualan ritel Jepang naik lebih cepat dari yang diperkirakan pada November, berkat penurunan kasus COVID-19 di bulan itu. Hal tersebut telah mendorong pembeli untuk meningkatkan pengeluaran untuk barang dan jasa.

Mengutip Reuters (27/12), penjualan ritel naik 1,9% pada November dari tahun sebelumnya dan lebih cepat dari perkiraan median ekonom untuk kenaikan 1,7% dan kenaikan 0,9% pada Oktober.

Penjualan bahan bakar naik 29,2% pada November dari tahun sebelumnya, berkat melonjaknya harga komoditas, mendorong tren ritel secara keseluruhan. Sementara, penjualan mobil turun 14,1% karena kemacetan pasokan dan penjualan elektronik turun 10,6% dengan berkurangnya permintaan untuk peralatan rumah tangga.

Prospek pemulihan yang didorong oleh konsumsi, bagaimanapun, diliputi oleh ketidakpastian di sekitar varian virus corona Omicron baru, yang mulai menyebar di komunitas minggu lalu di kota-kota terbesar di Jepang.

Baca Juga: Omicron dan Cuaca Buruk Sebabkan 7.000 Penerbangan Dibatalkan Saat Akhir Pekan Natal

"Sejauh ini, konsumen belum terlalu peduli dengan Omicron karena data lalu lintas pejalan kaki masih menunjukkan peningkatan. Tetapi jika infeksi baru melonjak, ada risiko, atau kemungkinan pada titik ini, konsumsi akan ditekan oleh Omicron" kata Masato Koike, ekonom senior di Dai-ichi Life Research Institute.

Setelah pemerintah mencabut pembatasan pada bulan September, kasus Covid-19 harian nasional di Jepang turun menjadi kurang dari satu per juta orang awal bulan ini. Tidak ada batasan yang diberlakukan kembali, selain kontrol perbatasan yang ketat untuk menghentikan penyebaran varian Omicron baru.

Untuk mendukung perekonomian, pemerintah pada akhir pekan lalu menyetujui rekor anggaran senilai US$ 940 miliar untuk tahun fiskal 2022, termasuk pembayaran tunai kepada keluarga dan bisnis yang terkena pandemi.

Ekonomi terbesar ketiga di dunia itu bersiap untuk rebound sebesar 6,1% secara tahunan pada kuartal saat ini dari penurunan 3,6% pada Juli-September, menurut jajak pendapat terbaru para ekonom Reuters.




TERBARU

[X]
×