Sumber: AP | Editor: Sanny Cicilia
NEW YORK. Jumlah peminum kopi Starbucks tak sebanyak beberapa waktu lampau. Meski perusahaan asal Seattle, Amerika Serikat ini membukukan kenaikan laba 25% di kuartal terakhir tahun lalu, pertumbuhan pendapatan di lokasi yang sudah mapan hanya 5%.
Troy Alstead, Chief Financial Officer Starbucks mengatakan, pertumbuhan penjualan lebih lambat terimbas tren belanja online yang terus meningkat. Ini menyebabkan masyarakat lebih jarang menyambangi pusat perbelanjaan atau gerai Starbucks.
Namun Chief Executive Officer (CEO) Howard Schultz mengatakan, kelebihan Starbucks adalah tidak bisa digantikan oleh pembelian online. Dia yakin, mendatang lebih banyak orang datang ke gerai Starbucks. Selain itu, dia mengklaim, bisnis kartu pelanggan juga terus naik.
Untuk mengundang lebih banyak pengunjung, Starbucks selama ini tak hanya memperkaya menu kopi tapi juga membenahi sajian roti isi dan kue. Alstead bilang, resep baru croissant yang dijual Starbucks juga lebih banyak disukai saat ini.
Starbucks yang memiliki 20.000 gerai di dunia, berencana memperluas bisnis dengan membuka gerai teh. Gerai teh pertama dibuka di New York akhir tahun lalu.
Alhasil, penjualan Starbucks di AS naik 5% year on year di kuartal akhir tahun lalu. Sementara penjualan di Eropa masih melandai. Namun penjualan di China dan kawasan Asia Pasifik berhasil menanjak 8%.
Laba bersih Starbucks di periode tiga bulan hingga 29 Desember 2013 sebesar US$ 540 juta, lebih besar dibanding setahun sebelumnya, yang sebesar US$ 432,2 juta. Penjualan total mencapai US$ 4,24 miliar.