kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Pentagon: Akan ada 1.000 hulu ledak nuklir di China pada 2030


Minggu, 07 November 2021 / 09:40 WIB
Pentagon: Akan ada 1.000 hulu ledak nuklir di China pada 2030


Sumber: Channel News Asia | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Amerika Serikat semakin yakin bahwa China akan menjadi rival utamanya dalam hal kepemilikan hulu ledak nuklir. China kini diprediksi akan memiliki hingga 1.000 hulu ledak nuklir pada tahun 2030 mendatang.

Laporan terbaru Pentagon, yang dirilis hari Rabu (3/11), dengan terbuka mengungkapkan bahwa perkembangan senjata nuklir China saat ini lebih cepat dari perkiraan. Hal tersebut dianggap bisa segera mempersempit kesenjangan dengan Amerika Serikat.

Dilansir dari Channel News Asia, Pentagon menduga China dapat memiliki 700 hulu ledak nuklir hingga tahun 2027, dan melonjak hingga 1.000 pada tahun 2030. Jumlah itu diakui dua setengah kali lebih banyak dari yang diprediksi Pentagon tahun lalu.

Baca Juga: Masih mendominasi, Rusia dan AS menyumbang 86% hulu ledak nuklir global

Tahun lalu, Pentagon mengatakan China memiliki sekitar 200 hulu ledak yang dapat dikirim dan akan menggandakannya pada tahun 2030. Dalam beberapa bulan terakhir, peneliti menerbitkan foto-foto satelit dari silo rudal nuklir baru di China barat.

"Republik Rakyat China berinvestasi pada, dan memperluas, jumlah platform pengiriman nuklir berbasis darat, laut, dan udara dan membangun infrastruktur yang diperlukan untuk mendukung ekspansi besar kekuatan nuklirnya," ungkap Pentagon.

Semua penilaian tersebut dituangkan dalam laporan tahunan Departemen Pertahanan AS kepada Kongres tentang perkembangan militer China.

Pentagon juga mengatakan bahwa China sepertinya tidak akan berusaha meluncurkan serangan nuklir tanpa alasan kepada musuh yang juga memiliki senjata nuklir, termasuk Amerika Serikat.

Sebaliknya, China dinilai akan menyiapkan persenjataannya hanya untuk memperkuat kemampuan balasannya serta sebagai upaya pencegahan.

Rival utama AS

Pentagon telah menyatakan China sebagai perhatian keamanan utamanya di masa depan. Perhatian semakin tinggi setelah China berjanji untuk menjadikan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) miliknya sebagai pasukan kelas dunia pada tahun 2049.

Baca Juga: Putin mengakui perlombaan senjata antara Rusia dan AS sedang berlangsung

Persaingan kedua negara ini semakin meningkatkan risiko pecahnya perang, terutama berkaitan dengan Taiwan, negara demokrasi yang didukung AS tapi masih dianggap China sebagai salah satu provinsinya.

Laporan terbaru Pentagon soal China juga menyebut modernisasi militer China yang cepat bertujuan agar pada tahun 2027 nanti China memiliki kemampuan untuk merebut kembali Taiwan, dengan tekanan atau kekuatan militer.

"Pada tahun 2027, China bertujuan untuk memiliki kemampuan untuk melawan militer AS di kawasan Indo-Pasifik, dan memaksa kepemimpinan Taiwan ke meja perundingan dengan persyaratan yang diajukan Beijing," tulis Pentagon.

Jenderal tinggi Pentagon pada hari Rabu juga memperingatkan bahwa kemajuan teknologi militer China yang menakjubkan, ditandai dengan uji coba rudal hipersonik, membuat dunia siap memasuki era peningkatan ketidakstabilan strategis.

"Kami menyadari salah satu perubahan terbesar dalam kekuatan geostrategis global yang telah disaksikan dunia. Dalam pandangan saya, kita harus mengutamakan perdamaian antara kekuatan besar," ungkap Jenderal Mark Milley dalam Forum Keamanan Aspen.

Selanjutnya: China akan segera melampaui Rusia sebagai ancaman nuklir utama AS



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×