Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pasukan Amerika Serikat (AS) yang masih ada di Suriah Utara mendapat serangan artileri dari militer Turki pada hari Jumat, kendati dalam insiden tersebut tidak ada yang terluka, Pentagon mengatakan, peristiwa itu membuat posisi pasukan AS dalam bahaya di bawah serangan Turki terhadap milisi kurdi yang merupakan sekutu-sekutu AS.
Juru Bicara Pentagon Kapten Angkatan Laut AS Brook DeWalt mengatakan, ledakan terjadi pada hari Jumat beberapa ratus meter dari lokasi zona keamanan di wilayah yang diketahui Turki sebagai wilayah pasukan AS.
Baca Juga: Trump kembali menekan The Fed untuk memangkas suku bunga
Ia melanjutkan, pasca kejadian itu, mereka kembali menghitung jumlah tentara AS. DeWalt mengingatkan, pasukan AS masih belum sepenuhnya ditarik dari Kobane.
Sebaliknya, Kementerian Pertahanan Turki mengatakan, pihaknya telah mengambil semua langkah untuk memastikan bahwa tidak ada pangkalan AS yang rusak dari serangan militernya, merespons adanya penembakan yang berasal dari pangkalan AS yang dekat dengan Kobane.
DeWalt menambahkan, pihaknya menuntut agar Turki menghindari terjadinya pergesekan antara militer di wilayah tersebut. Pentagon mengatakan, saat ini masih ada sekitar 1.000 pasukan AS yang belum ditarik di wilayah Suriah.
Baca Juga: Wall Street melompat lebih 1% pasca AS dan China umumkan kesepakatan dagang
Ketua Kepala Staf Gabungan AS Jenderal Mark Milley menambahkan, meskipun pasukan AS tidak berniat menembak militerTurki, tapi Pentagon memperingatkan bahwa mereka memiliki hak untuk membela diri.
“Semua orang menyadari sepenuhnya bahwa kita adalah militer Amerika Serikat. Kami mempertahankan hak untuk membela diri, ”kata Milley.
Serangan Turki dimulai beberapa hari pasca Presiden AS Donald Trump berbicara melalui telepon pada hari Minggu dengan Presiden Turki Tayyip Erdogan dan memerintahkan pasukan AS untuk dipindahkan.
Para pejabat militer AS membantah tuduhan dari anggota parlemen dan analis bahwa kebijakan pemerintahan Trump telah meninggalkan sekutunya.
Baca Juga: AS dan China capai kesepakatan dagang atas produk pertanian dan mata uang
Turki mengatakan tujuannya adalah untuk mengalahkan milisi Kurdi YPG, yang dianggapnya sebagai musuh karena kaitannya dengan pemberontak di Turki.