kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Penumpang maskapai global mengeluh kesulitan meminta ganti rugi tiket


Minggu, 05 April 2020 / 18:46 WIB
Penumpang maskapai global mengeluh kesulitan meminta ganti rugi tiket
ILUSTRASI. FILE PHOTO: An Air France Airbus A319-111 airplane prepares to land at the Charles de Gaulle Airport in Roissy, near Paris, France, April 28, 2018.


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  WASHINGTON. Perjuangan untuk tetap menjaga keuangan aman dari krisis Covid-19 telah mengadu domba maskapai penerbangan di seluruh dunia melawan para pelanggan alias pembeli tiket.

Regulator di Amerika Serikat (AS) dan Eropa umumnya meminta maskapai penerbangan untuk menawarkan pengembalian dana kepada penumpang jika penerbangan dibatalkan, dengan pengecualian untuk keadaan tertentu semisal cuaca buruk.

Dalam kondisi normal hal ini memang kerap terjadi, tetapi kebijakan karantina di beberapa negara faktanya membuat jadwal penerbangan selama berminggu-minggu terpaksa berantakan.

Baca Juga: Phapros (PEHA) tetap lanjutkan ekspansi meski ada wabah corona

Pun, maskapai penerbangan lebih memilih memarkirkan armada mereka dan menjaga arus kas di tengah penurunan pendapatan.

Pelanggan maskapai penerbangan pun membanjiri Facebook dan Twitter dan mengeluhkan bahwa mereka tidak mendapatkan pengembalian dana untuk perjalanan yang dibatalkan.

Salah satu pelanggan misalnya Tamawa Watts dari Northumberland Inggris mengatakan bahwa Ia berencana untuk terbang ke AS untuk perjalanan keluarga melalui California, Nevada dan Arizona sebelum terbang ke New York dan kembali ke inggris.

Nah, dengan pandemi yang menyebar, praktis rencana tersebut dibatalkan oleh maskapai Belanda Air France-KLM.

"Saya mencoba menelpon dan hanya robot yang menjawab, mengulangi informasi yang sama, bahwa KLM telah memutuskan untuk tidak menawarkan pengembalian uang dan menawarkan voucher," ujar Watts.

Pun, pihak maskapai menyebut hanya dapat mencatat keluhan tersebut tanpa akan mengembalikan dana.

Baca Juga: Menko Mahfud MD: Napi koruptor lebih aman untuk diisolasi di lapas daripada di rumah

Polemik ini pun membuat Departemen Transportasi AS menerima banyak keluhan, dari orang-orang yang bernasib serupa.

Akhirnya, pada Jumat pekan lalu mengutip artikel yang dimuat Bloomberg, Minggu (5/4) regulator transportasi AS mengeluarkan surat edaran yang mengimbau maskapai untuk membayar pengembalian dana.

"Kewajiban maskapai penerbangan untuk memberikan pengembalian uang, termasuk tiket dan biaya layanan yang tidak dapat digunakan penumpang, tetap harus dilakukan ketika gangguan penerbangan berada di luar kendali operator," tulis Departemen AS dalam keterangan resminya.

Hal ini menjadi pukulan tambahan bagi industri penerbangan yang diperkirakan bakal merugi sebanyak US$ 61 miliar pada kuartal II menurut Air Transport Association, dengan proyeksi pendapatan bakal menurun sebesar 68% di semester I 2020.

Untuk mengatasi penurunan ini, maskapai penerbangan AS sebenarnya telah meminta bantuan sebesar US$ 50 miliar dalam bentuk pinjaman dan bantuan pembayaran gaji ke pemerintah.

Selain masalah ini, jumlah pengangguran dari sektor penerbangan di dunia pun masih kemungkinan bakal melonjak dalam beberapa minggu ke depan.

Baca Juga: Laba bersih Bank Negara Indonesia (BBNI) di Februari melesat 27,7%

Tindakan Departemen Transportasi baru dikeluarkan setelah kelompok konsumen yang tergabung dalam Travelers United menghubungi agensi dan meminta pemerintah untuk melakukan intervensi.

"Peraturan AS pun sebenarnya sudah cukup jelas menyatakan bahwa ketika maskapai penerbangan bertindak untuk membatalkan atau menunda penerbangan maka operator bertanggung jawab untuk membayar hutang," kata Charlie Leocha, Ketua Umum Travelers United.

Di Eropa juga demikian, regulator Uni Eropa telah bersikeras meminta maskapai penerbangan untuk menawarkan pengembalian uang secara tunai bila penerbangan dibatalkan. Pun, pengembalian juga diperkenankan berbentuk voucher.

Air France-KLM menjadi salah satu operator yang memberikan penggantian dana untuk penerbangan yang dibatalkan dengan syarat tertentu.

Baca Juga: Pelaku UMKM pengolah sampai berhenti beroperasi terdampak wabah corona

"Sesuai dengan aturan di belanda yang menegaskan bahwa penumpang dapat memperoleh kembali uang mereka bila voucher tidak dapat digunakan dalam kurun waktu 12 bulan," kata juru bicara KLM Marjan Rozemeijer.

Nah, Watts penumpang KLM mengatakan setelah gagal mendapatkan pengembalian uang, Ia pun sekarang mencoba mengklaim ganti rugi melalui perusahaan kartu kredit.

Yang jelas, Komisaris Transportasi Uni Eropa Adina Valean dalam sebuah pernyataan resminya menegaskan bahwa maskapai penerbangan wajib mengembalikan tiket pesawat yang dibatalkan.

"Mereka bisa menawarkan voucher, tetapi hanya jika pelanggan setuju untuk menerima," tuturnya.

Untuk memikat pelanggan, Dutsche Lufthansa AG Jerman telah menawarkan persyaratan yang lebih fleksibel untuk memesan ulang. Akibatnya, perusahaan harus memiliki dana sebesar 4 miliar euro sebagai bentuk pengembalian dana, dan berusaha untuk menghindari upaya penyerahan saham kepada pemerintah sebagai bagian dari bailout.



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×