Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Noverius Laoli
Hal ini menjadi pukulan tambahan bagi industri penerbangan yang diperkirakan bakal merugi sebanyak US$ 61 miliar pada kuartal II menurut Air Transport Association, dengan proyeksi pendapatan bakal menurun sebesar 68% di semester I 2020.
Untuk mengatasi penurunan ini, maskapai penerbangan AS sebenarnya telah meminta bantuan sebesar US$ 50 miliar dalam bentuk pinjaman dan bantuan pembayaran gaji ke pemerintah.
Selain masalah ini, jumlah pengangguran dari sektor penerbangan di dunia pun masih kemungkinan bakal melonjak dalam beberapa minggu ke depan.
Baca Juga: Laba bersih Bank Negara Indonesia (BBNI) di Februari melesat 27,7%
Tindakan Departemen Transportasi baru dikeluarkan setelah kelompok konsumen yang tergabung dalam Travelers United menghubungi agensi dan meminta pemerintah untuk melakukan intervensi.
"Peraturan AS pun sebenarnya sudah cukup jelas menyatakan bahwa ketika maskapai penerbangan bertindak untuk membatalkan atau menunda penerbangan maka operator bertanggung jawab untuk membayar hutang," kata Charlie Leocha, Ketua Umum Travelers United.
Di Eropa juga demikian, regulator Uni Eropa telah bersikeras meminta maskapai penerbangan untuk menawarkan pengembalian uang secara tunai bila penerbangan dibatalkan. Pun, pengembalian juga diperkenankan berbentuk voucher.
Air France-KLM menjadi salah satu operator yang memberikan penggantian dana untuk penerbangan yang dibatalkan dengan syarat tertentu.
Baca Juga: Pelaku UMKM pengolah sampai berhenti beroperasi terdampak wabah corona
"Sesuai dengan aturan di belanda yang menegaskan bahwa penumpang dapat memperoleh kembali uang mereka bila voucher tidak dapat digunakan dalam kurun waktu 12 bulan," kata juru bicara KLM Marjan Rozemeijer.
Nah, Watts penumpang KLM mengatakan setelah gagal mendapatkan pengembalian uang, Ia pun sekarang mencoba mengklaim ganti rugi melalui perusahaan kartu kredit.
Yang jelas, Komisaris Transportasi Uni Eropa Adina Valean dalam sebuah pernyataan resminya menegaskan bahwa maskapai penerbangan wajib mengembalikan tiket pesawat yang dibatalkan.
"Mereka bisa menawarkan voucher, tetapi hanya jika pelanggan setuju untuk menerima," tuturnya.
Untuk memikat pelanggan, Dutsche Lufthansa AG Jerman telah menawarkan persyaratan yang lebih fleksibel untuk memesan ulang. Akibatnya, perusahaan harus memiliki dana sebesar 4 miliar euro sebagai bentuk pengembalian dana, dan berusaha untuk menghindari upaya penyerahan saham kepada pemerintah sebagai bagian dari bailout.